Opini
Menyambut Rakernas HIPKA KAHMI
Merebut Peluang Bisnis untuk Mewujudkan Pemerataan dan Keadilan

PADA 19-20 Februari 2025, Himpunan Pengusaha Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam dengan akronim HIPKA KAHMI akan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional dengan tema "Peran HIPKA Dalam Menyukseskan Program Prabowo-Gibran Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%".
Rakernas ini sangat penting dalam rangka partisipasi menyukseskan pertumbuhan ekonomi 8 %. Selama ini keluarga besar KAHMI dapat dikatakan telah sukses mewujudkan tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang berdasarkan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Walaupun dalam praktik, masih banyak kader alumni HMI yang belum melaksanakan dengan baik tujuan HMI yang sangat luhur itu.
Akan tetapi, di bidang pendidikan, HMI sangat sukses membina insan akademis sehingga amat banyak kader alumni HMI yang meraih gelar Sarjana, Magister, Doktor dan Guru Besar dan menempati posisi penting di perguruan tinggi, dalam sosial, partai politik, eksekutif dan legislatif
Urgensi Pengusaha KAHMI
Prestasi gemilang yang dicapai HMI dalam membina insan akademis, dirasakan memiliki kekurangan, karena visi Indonesia emas 2045, tidak bisa dicapai hanya ditopang oleh para cerdik pandai yang dibina HMI dan para cendekiawan pada umumnya, tetapi harus pula ditopang para pengusaha.
Menyadari hal itu, Kamrussamad, Ph.D., kader alumni HMI yang memiliki talenta pengusaha, yang juga anggota DPR RI menggagas berdirinya Himpunan Pengusaha KAHMI dengan akronim HIPKA pada 29 September 2010.

Setidaknya 5 urgensinya kader-kader HMI dibina selain menjadi insan akademis, juga insan entrepreneur (usahawan, pengusaha).
Pertama, untuk menyukseskan insan akademis, diperlukan insan entrepreneur untuk menopang kehidupan yang maju dan banyak amal. Kader-kader alumni HMI sebagai insan akademis, selama ini banyak sukses menjadi dosen, pegawai pemerintah (ASN/PNS), dan politisi, tetapi meningkatnya populasi Indonesia dan banyak lulusan perguruan tinggi setiap tahun, kader-kader alumni HMI perlu reposisi dengan berjuang menjadi pengusaha.
Jangan sampai kader-kader alumni HMI menjadi penganggur. Data BPS menyebutkan bahwa jumlah penganggur sarjana per Agustus 2024 sebanyak 842.378 orang.
Kedua, untuk mewujudkan insan pencipta. Kader-kader HMI selama ini fokus dibina menjadi insan akademis.
Akan tetapi, setelah Indonesia menjalani reformasi selama 26 tahun dan hampir 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, telah terjadi perubahan yang luar biasa di berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan negara. Salah satu yang sangat menonjol adalah besarnya peran entrepreneur atau pengusaha.
Kader-kader HMI di universitas manapun belajar, perlu melakukan reorientasi dengan melatih dan membina diri menjadi entrepreneur. Menjadi usahawan atau pengusaha merupakan medan perjuangan yang panjang untuk menjadi insan pencipta.
Ketiga, untuk mewujudkan insan pengabdi. Lapangan pengabdian yang sangat panjang adalah menjadi entrepreneur (usahawan, pengusaha). Selagi sehat dan hayat masih dikandung badan, kader-kader HMI tetap bisa melanjutkan pengabdian.
Jika sukses menjadi entrepreneur, maka kader-kader alumni HMI dengan HMI Connection yang sudah terbangun, tidak terlalu sulit merebut kekuasaan di eksekutif maupun di Legislatif.
Keempat, untuk mewujudkan nilai-nilai Islam yang rahmatan Lil alamin, saya berpendapat lebih besar peluangnya jika sukses menjadi entrepreneur. Bisa banyak berzakat, bersedekah, dan berinfak.
Terakhir, HIPKA KAHMI adalah wadah berhimpun untuk menjadi seorang entrepreneur. Kader-kader HMI dibina menjadi insan akademis, sudah saat juga dibina menjadi insan entrepreneur, yang kelak menjadi pemimpin di semua strata sosial, ekonomi dan politik agar bisa mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial sesuai sila kedua dan kelima dari Pancasila.
*Penulis adalah: Sosiolog, Penasehat BPP HIPKA KAHMI, Cendekiawan Muslim