Opini

Memperkuat TNI, Memulihkan Martabat Indonesia

Catatan: Eko Satiya Hushada

Eko Satiya Hushada — Satu Indonesia
2 hours ago
Memperkuat TNI, Memulihkan Martabat Indonesia

LANGKAH Presiden Prabowo Subianto memperluas struktur organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) patut diapresiasi, namun dengan catatan. Penambahan jabatan strategis, pembentukan enam Kodam baru, pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan di setiap kabupaten/kota, hingga penambahan grup Kopassus bukan sekadar soal jumlah pasukan, melainkan bagian dari upaya membangun kembali martabat bangsa di mata dunia.

Indonesia yang kaya raya akan sumber daya alam, namun ironisnya masih menyandang predikat sebagai negara dengan banyak rakyat miskin, telah lama kehilangan wibawa karena kekuatan strategisnya dibiarkan lemah. Dalam beberapa dekade terakhir, sektor ekonomi dan sumber daya alam justru lebih banyak dikuasai asing, sementara rakyat tidak merasakan manfaat signifikan. Akibatnya, harga diri bangsa luntur, dan posisi Indonesia di panggung global kian merosot.

Penguatan TNI melalui struktur baru ini menjadi langkah strategis, bukan hanya dalam konteks pertahanan militer, tetapi juga dalam mendukung pembangunan nasional. Kehadiran Batalyon Teritorial Pembangunan, misalnya, akan menghadirkan peran nyata TNI di tengah masyarakat. Mulai dari ketahanan pangan, peternakan, pelayanan kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal dan rawan bencana.

Bangsa yang disegani adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, menjaga kedaulatan, dan memastikan kesejahteraan rakyatnya. Memperkuat TNI berarti memperkuat benteng pertahanan negara sekaligus mempertegas bahwa Indonesia bukan bangsa yang mudah diintervensi.

Namun, perlu diingat bahwa semakin kuatnya militer, jangan sampai menjadi kekuatan politik yang kemudian menguasai rakyatnya, sehingga Indonesia berubah menjadi rezim militer. TNI harus profesional dalam menempatkan diri sesuai perannya sebagai penjaga kedaulatan bangsa dan negara, bukan sebagai alat rezim untuk menindas rakyat demi mempertahankan kekuasaan.

Rakyat harus tetap kritis mengawasi peran TNI ke depan, memastikan langkah-langkah besar ini tidak melenceng dari tujuan utamanya. Kritik rakyat jangan dianggap ancaman atau musuh, melainkan bagian dari mekanisme kontrol demokrasi yang sehat. Kekuatan sejati TNI terletak pada kemampuannya menjaga bangsa tanpa kehilangan kepercayaan rakyat yang dilayaninya.

Kini, tantangan terbesarnya adalah memastikan bahwa penguatan ini benar-benar dijalankan secara profesional, transparan, dan bebas dari kepentingan sempit. TNI yang kuat, berwibawa, dan dekat dengan rakyat akan menjadi simbol kebangkitan harga diri Indonesia di mata dunia. Selamat bertugas! (penulis adalah Pemimpin Redaksi Satuindonesia.co)


Berita Lainnya