Nasional
Indonesia Pengguna Pertama Rudal Balistik KHAN di Asia Tenggara
Ditempatkan di Markas Batalyon Artileri Medan ke-18 Kaltim

JAKARTA - Indonesia resmi mendatangkan rudal balistik jarak pendek atau short-range ballistic missile (SRBM) bernama KHAN dari perusahaan pertahanan Roketsan, Turki. Dengan langkah ini, Indonesia tercatat sebagai negara asing pertama yang mengoperasikan sistem rudal tersebut, sekaligus menjadi satu-satunya pengguna rudal balistik di kawasan Asia Tenggara.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana pada 11 Agustus 2025. Ia menjelaskan bahwa alutsista strategis ini kini ditempatkan di markas Batalyon Artileri Medan ke-18, Kalimantan Timur.
Kehadiran rudal KHAN di Kalimantan Timur menjadi bagian dari strategi pertahanan Indonesia untuk memperkuat daya tangkal strategis, terutama terhadap potensi ancaman pihak luar. Penempatan di wilayah tersebut juga ditujukan guna mengamankan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yang menghubungkan Laut Sulawesi dengan Samudra Hindia. Jalur ini merupakan salah satu rute penting pelayaran internasional.

Namun, Wahyu menegaskan bahwa sistem rudal KHAN yang sudah berada di Indonesia masih berstatus belum diserahterimakan kepada TNI AD. Untuk itu, rincian teknis mengenai sistem senjata ini masih menjadi domain Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
“Jadi, sekarang masih dalam satu rangkaian proses kajian dan pembelian dari Kementerian Pertahanan. Kalau sudah serah terima, nanti kita jelaskan kenapa deploy di sana, lalu urgensinya alutsista tersebut,” ujar Wahyu.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rudal KHAN yang sudah tiba di Indonesia merupakan batch I, sementara serah terima baru akan dilakukan setelah kedatangan batch II.
Rudal Balistik Jarak Pendek
KHAN tergolong rudal balistik jarak pendek (SRBM), yakni rudal dengan jangkauan di bawah 1.000 kilometer (km). Beberapa contoh rudal sejenis yang pernah populer dalam sejarah militer adalah V-2 buatan Jerman pada era Perang Dunia II, serta Scud-B dan SS-21 Scarab produksi Uni Soviet.
Dalam klasifikasinya, rudal balistik dibedakan berdasarkan jangkauan. Ada rudal balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) dengan jangkauan 1.000–3.000 km, rudal balistik jarak menengah intermediat (3.500–5.500 km), dan rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) yang mampu melesat lebih dari 5.500 km.
Selain dari jangkauan, rudal balistik juga dibedakan berdasarkan platform peluncurannya: dari darat, udara, maupun kapal selam. KHAN sendiri masuk kategori ground-launched ballistic missile alias diluncurkan dari darat.
Diproduksi Roketsan, Versi Ekspor dari Bora
KHAN diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki, Roketsan. Sistem ini merupakan versi ekspor dari rudal bernama Bora yang mulai dikembangkan sejak 2009. Bora pertama kali dioperasikan militer Turki pada 2017 dan hingga kini sudah diproduksi sekitar 800 unit.
KHAN yang dibeli Indonesia adalah tipe KHAN ITBM-600. Kontrak pembeliannya ditandatangani oleh Kemenhan dalam ajang Indo Defence Expo 2022. Rudal ini memiliki spesifikasi panjang 8 meter, diameter 61 cm, serta bobot total mencapai 2.500 kilogram.
Dari sisi performa, KHAN mampu melesat dengan kecepatan hingga Mach 5 atau sekitar 6.125 km per jam. Rudal ini dapat membawa hulu ledak seberat 570 kilogram dengan akurasi serangan di bawah 10 meter. Presisi tinggi itu didukung sistem pemandu berbasis Global Positioning System (GPS), Global Navigation Satellite System (GNSS), serta Inertial Navigation System (INS).
Versi ekspor KHAN yang masuk ke Indonesia memiliki jangkauan minimal 80 km dan maksimal 280 km. Adapun versi asli Bora yang digunakan militer Turki mampu mencapai 700 km. Bora sendiri berasal dari rudal B-611 yang dahulu diperoleh Turki dari China.
Sebagai rudal balistik taktis, KHAN dirancang untuk menghancurkan target berupa infrastruktur strategis seperti fasilitas radar, pusat komando, gudang logistik, hingga bunker pertahanan. Sistemnya bersifat mobile, karena diluncurkan dari kendaraan truk khusus.
Roketsan Pamerkan Alutsista di Indonesia
Sebelum kedatangan batch pertama KHAN, Roketsan sempat hadir di Jakarta pada Juni 2025 dalam pameran yang digelar Kementerian Pertahanan Indonesia. Pameran itu juga dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan tersebut, Murat İkinci, CEO Roketsan, mengungkapkan sejumlah produk pertahanan yang dipamerkan kepada publik Indo Defence. Selain KHAN, Roketsan juga menampilkan berbagai jenis amunisi dan sistem persenjataan modern, di antaranya:
- Amunisi UAV: MAM-C, MAM-L IIR, MAM-T, dan rudal balistik supersonik udara-ke-permukaan İHA-230.
- Sistem anti-tank: KARAOK (jarak pendek), OMTAS (jarak menengah), serta L-UMTAS (jarak jauh berpandu laser).
- Sistem pertahanan udara: SUNGUR, HİSAR-O, SİPER, serta LEVENT (senjata jarak dekat).
- Sistem peluncur vertikal nasional dan rudal: MİDLAS.
- Produk lainnya: rudal jelajah ÇAKIR, rudal anti-kapal ATMACA, TRG-122, TRLG-230, TRG-300, rudal KHAN, kit pemandu TEBER, serta sistem pertahanan pantai BARBAROS.
Kehadiran Roketsan mempertegas hubungan pertahanan strategis antara Indonesia dan Turki, sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memperkuat pertahanan berbasis teknologi mutakhir. (sa)