Kesehatan

Cara Tingkatkan Imunitas Anak agar Tidak "Lemot"

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
27 Juli 2024 17:30
Cara Tingkatkan Imunitas Anak agar Tidak "Lemot"
Tangkapan layar-Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Atilla Dewanti, Sp.A (K) saat menjelaskan soal sistem imunitas anak dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (25/7/2024).

JAKARTA - Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Atilla Dewanti, Sp.A (K) mengungkapkan bahwa sistem kekebalan tubuh yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak secara optimal.

“Ketika anak sering sakit, proses belajar dan perkembangan otak mereka bisa terganggu. Sistem imun yang sehat membantu anak tetap aktif, belajar dengan baik, dan berkembang secara maksimal,” kata Atilla dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Atilla menjelaskan bahwa sistem imun berfungsi untuk melawan zat asing yang bisa membahayakan tubuh, termasuk infeksi dan inflamasi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan sistem kekebalan tubuh anak agar otak mereka dapat berfungsi dengan baik.

Jika sistem imun anak melemah, mereka akan lebih rentan terhadap infeksi yang dapat mengganggu proses belajar dan pertumbuhan otak. Untuk meningkatkan imunitas, Atilla menyarankan beberapa langkah:

Asupan Nutrisi: Pastikan anak mendapatkan makanan yang kaya prebiotik seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Makanan yang mengandung omega-3 seperti ikan salmon atau ikan kembung, omega-6 dari telur, serta cukup cairan dan vitamin lainnya juga penting. “Vitamin C dari buah jeruk dan vitamin E dari alpukat mendukung kesehatan saluran pencernaan,” jelas Atilla yang berpraktik di Rumah Sakit Brawijaya Antasari Jakarta.

Vaksinasi: Lengkapi vaksinasi anak sesuai dengan usia mereka untuk melindungi dari berbagai penyakit. Aktivitas Fisik: Ajak anak melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usia mereka, seperti bermain di luar ruangan. Bermain dapat meningkatkan fungsi kardiovaskular, kemampuan sosial, serta membantu mengeluarkan racun dari tubuh melalui keringat.
“Atur aktivitas agar menyenangkan bagi anak. Misalnya, pada usia 12-18 bulan, ajak anak mencorat-coret kertas atau menyusun puzzle sederhana. Untuk anak usia 18-24 bulan, bisa mengajak mereka sebut nama bagian tubuh atau benda dan gambar,” tambah Atilla. (ant)
 
 


Berita Lainnya