Kesehatan

Awas! Penderita Cacar Jangan Diolesi Jagung, Malah Tambah Parah

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
24 Agustus 2024 12:30
Awas! Penderita Cacar Jangan Diolesi Jagung, Malah Tambah Parah
Ilustrasi - Cacar monyet atau Mpox.

JAKARTA - Dr. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, menyatakan penggunaan parutan jagung untuk mengobati cacar tidak memiliki dasar ilmiah dan justru dapat meningkatkan risiko infeksi tambahan pada kulit yang sudah rusak.

"Parutan jagung dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang terkena cacar, yang justru memperburuk kondisi dan memperlambat proses penyembuhan," kata Fitria. Fitria, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menjelaskan parutan jagung adalah bahan yang tidak steril dan bisa memperburuk infeksi kulit yang disebabkan oleh cacar.

Untuk menyembuhkan bekas cacar, Fitria merekomendasikan penggunaan perawatan yang dianjurkan oleh dokter, seperti salep atau pelembap. "Perawatan yang dianjurkan untuk bekas luka cacar meliputi menjaga kebersihan kulit dan menggunakan pelembap atau salep yang direkomendasikan oleh dokter," jelasnya.

Fitria juga menambahkan jika kulit terinfeksi, penting untuk menjaga kebersihan dan memastikan kulit tetap kering. Bersihkan dengan sabun ringan dan air bersih, serta gunakan pelembap ringan untuk menjaga kelembapan dan mencegah kulit kering dan iritasi. Jika terjadi infeksi sekunder, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik topikal atau oral untuk mengurangi rasa sakit.

"Hindari menggaruk kulit karena dapat menyebabkan infeksi menyebar dan memperburuk kondisi kulit," tambahnya. Fitria juga mengingatkan bahwa menggaruk atau memencet luka dapat membuat luka lebih dalam dan meningkatkan risiko bekas luka.

Ia menekankan pentingnya menghindari penggunaan bahan alami yang belum terbukti secara ilmiah, seperti parutan jagung, atau bahan lain yang tidak direkomendasikan oleh dokter. Selain itu, ia menyarankan untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan selama proses penyembuhan luka infeksi, karena dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko bekas luka atau hiperpigmentasi. (ant)
 
 


Berita Lainnya