Internasional
Rezim Assad di Suriah Tumbang
Pasukan Oposisi Kuasai Damaskus, Bashar Al-Assad Melarikan Diri ke Rusia
DAMASKUS - Sebelas hari setelah serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh pemberontak Hayat Tahrir al-Sham, dipimpin oleh Abu Mohammed al-Jaulani, rezim Suriah akhirnya runtuh pada Minggu (8/12/2023). Pemberontak berhasil merebut Damaskus, sementara Presiden Bashar al-Assad bersama keluarganya dilaporkan melarikan diri ke Rusia.
Kabur ke Moskow: Keputusan Strategis atau Terpaksa?
Ketika ibu kota Suriah jatuh, spekulasi mengenai keberadaan Assad mencuat. Pada Minggu malam, media Rusia melaporkan bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow dengan status suaka kemanusiaan yang diberikan oleh pemerintah Vladimir Putin.
Rami Abdurrahman, kepala Syrian Observatory for Human Rights, menyebutkan bahwa Assad meninggalkan Damaskus Minggu pagi. Reuters dan AP menguatkan laporan tersebut dengan data dari situs pelacak penerbangan, FlightRadar24.com, yang menunjukkan pesawat Ilyushin lepas landas dari bandara Damaskus sebelum hilang dari radar dekat Homs.
Alasan Assad Pilih Rusia
Keputusan Assad untuk melarikan diri ke Rusia dianggap tak mengejutkan. Sejak 2011, Moskow telah menjadi sekutu utama rezim Assad, memberikan dukungan militer dan diplomatik selama perang saudara Suriah.
Menurut Profesor Margot Light dari London School of Economics, dukungan Rusia terhadap Assad adalah langkah strategis untuk mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah pasca Musim Semi Arab.
Rusia juga secara konsisten memveto resolusi PBB yang mengecam Assad, sekaligus memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara kunci seperti Mesir dan Arab Saudi.
Rusia: Tempat Aman bagi Assad
Pada Minggu malam, kantor berita Rusia seperti Interfax, TASS, dan RIA Novosti melaporkan bahwa keluarga Assad telah tiba di Moskow. Duta Besar Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, menyatakan melalui Telegram, "Rusia tidak akan meninggalkan teman dalam situasi sulit."
Bloomberg melaporkan bahwa Moskow menjadi pilihan Assad atas saran Mesir dan Yordania. Sementara itu, Wall Street Journal menyebut kemungkinan negosiasi pengasingan juga melibatkan Teheran.
Reaksi Internasional dan Dampaknya
Presiden AS Joe Biden menyebut situasi ini sebagai "perubahan besar dalam peta politik Timur Tengah". Ia juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai stabilitas kawasan, terutama terkait pangkalan militer dan aset diplomatik Rusia di Suriah.
Di sisi lain, para pemimpin oposisi Suriah telah berjanji untuk menjaga keamanan fasilitas militer Rusia di wilayah mereka, menandakan potensi kesepakatan baru antara pemberontak dan Kremlin. (mul)
#KrisisSuriah #RezimAssadRuntuh #DamaskusBebas #GeopolitikTimurTengah #RusiaSuriah #HayatTahrirAlSham