Daerah

”Bela” Anak Buah Tembak Mati Siswa SMK, Netizen Soroti Harta ”Kaya Mendadak” Kapolrestabes Semarang

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
27 November 2024 11:00
”Bela” Anak Buah Tembak Mati Siswa SMK, Netizen Soroti Harta ”Kaya Mendadak” Kapolrestabes Semarang
Tangkapan layar akun X yang menyinggung lonjakan harta kekayaan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.

SEMARANG - Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, kini menjadi sorotan netizen setelah penjelasannya terkait penembakan seorang siswa SMK oleh anggotanya dipertanyakan. Selain itu, lonjakan signifikan dalam laporan harta kekayaannya juga memicu sorotan dari netizen.

Hal tersebut salah satunya terlihat dalam akun X  @toddysolo79 yang menulis status: 

Menyenangkan banget jadi Polisi

Kemudian diunggah tangkapan layar berita yang mengorek lonjakan harta kekayaan Kombes Irwan Anwar.

Lonjakan Harta Kekayaan

Irwan rutin melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sejak 2020. Berdasarkan laporan per 31 Desember 2022, harta kekayaannya tercatat sebesar Rp152 juta. Saat itu, ia mengaku tidak memiliki aset berupa tanah, bangunan, maupun kendaraan, hanya melaporkan harta bergerak lainnya senilai Rp8 juta dan kas setara kas sebesar Rp152 juta.

Namun, dalam laporan per 31 Desember 2023, kekayaannya melonjak drastis menjadi Rp2,826 miliar. Ia melaporkan kepemilikan tanah dan bangunan di Jakarta Selatan senilai Rp2,5 miliar. Selain itu, kas dan setara kasnya meningkat menjadi Rp318 juta, sementara harta bergerak lainnya tetap di angka Rp8 juta.

Irwan mengklaim peningkatan kekayaan tersebut berasal dari aset properti yang diperoleh secara mandiri. Meski demikian, lonjakan lebih dari 10 kali lipat ini memicu tanda tanya di kalangan publik.

Kontroversi Penembakan Siswa SMK

Peristiwa penembakan siswa SMK sekaligus anggota Paskibra SMKN 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy, pada Minggu (24/11/2024), juga menambah tekanan terhadap Irwan. Dalam konferensi pers, Irwan menyebut penembakan terjadi saat polisi melerai tawuran antar kelompok gangster, yakni “Seroja” dan “Tanggul Pojok,” di tiga lokasi berbeda: Gayamsari, Semarang Utara, dan Semarang Barat.

Irwan mengungkapkan bahwa 12 anak telah diperiksa terkait kejadian tersebut, dan 4 orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. Korban, Gamma, disebut merupakan anggota geng “Tanggul Pojok” yang terlibat dalam tawuran di Perumahan Paramount, Semarang Barat.

Namun, pernyataan ini dibantah oleh warga dan petugas keamanan Perumahan Paramount.

“Tidak ada tawuran pada Minggu dini hari. Rekan-rekan yang bertugas juga tidak melihat kejadian itu,” ungkap Ervin, petugas keamanan di Paramount.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Deri, warga sekitar Paramount Village, yang menyatakan bahwa wilayah tersebut pada saat kejadian relatif sepi.

Ingat Kasus Ferdy Sambo

Kronologi yang disampaikan Irwan menimbulkan kontroversi, mengingat pernyataan pihak kepolisian bertentangan dengan kesaksian warga setempat. Beberapa pihak bahkan membandingkan kasus ini dengan pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo.

Meskipun polisi menyebut insiden ini terjadi dalam upaya melerai tawuran, oknum yang terlibat dalam penembakan belum ditetapkan sebagai tersangka. Penyidikan atas kasus ini masih berlangsung.

Sorotan Publik

Kasus ini tidak hanya menyoroti dugaan penyimpangan dalam penanganan insiden oleh aparat, tetapi juga membuka pertanyaan tentang lonjakan signifikan harta kekayaan Irwan. Kombes Pol Irwan kini menghadapi tekanan besar untuk memberikan penjelasan transparan baik terkait kasus penembakan Gamma maupun perihal kekayaannya yang meningkat tajam dalam waktu singkat. (dan)


Berita Lainnya