Pemilu 2024
Tak Ucap Dukung Prabowo-Gibran, Gus Ipul Sebut Pilpres Sekali Putaran Hemat Anggaran
Minta Nahdliyin Gunakan Hak Pilihnya pada 14 Februari
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, mengungkapkan dia tidak mempermasalahkan wacana Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung dalam satu putaran. Menurutnya, skenario tersebut dapat membantu menghemat anggaran negara.
Gus Ipul juga menyoroti manfaat lain dari Pilpres satu putaran, yakni mendukung kekhusyukan ibadah umat Islam selama Ramadan 1445 Hijriah, yang tidak akan terganggu oleh kampanye politik.
"Kita bisa hemat anggaran. Pas puasa nanti, kita bisa melaksanakan ibadah dengan khusyuk, tidak disibukkan dengan kampanye dan hiruk-pikuk lainnya," kata Gus Ipul.
Gus Ipul menekankan bahwa tidak ada yang salah dengan wacana Pilpres satu putaran, dan jika hal tersebut terjadi, itu dapat dianggap sebagai kemajuan. Dia juga mencatat hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menunjukkan persentase elektabilitas salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang telah mencapai 50 persen. Oleh karena itu, Gus Ipul berpendapat skenario Pilpres satu putaran bisa menjadi kenyataan.
Selain merespons wacana Pilpres satu putaran, Gus Ipul juga mengajak warga Nahdliyin untuk menggunakan hak pilihnya dan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari mendatang.
Dalam hasil survei LSI Denny JA, elektabilitas pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 50,7 persen, sementara pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki elektabilitas sebesar 22 persen, dan pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 19,7 persen.
KPU RI telah menetapkan tiga pasangan calon sebagai peserta Pemilu 2024, dengan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3. Masa kampanye Pemilu berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, dengan pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Sebelumnya, Gus Ipul menyatakan para pengikut Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, kini mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Gus Ipul mengindikasikan perubahan dukungan ini berdampak dari pernyataan yang disampaikan oleh tokoh NU, Nadirsyah Hosen, atau Gus Nadir, yang sebelumnya menyuarakan dugaan bahwa PBNU secara struktural memihak kepada pasangan calon Prabowo-Gibran.
Gus Ipul menegaskan PBNU tidak boleh disalahkan atas perubahan dukungan ini, karena pernyataan yang memicu pergerakan ini berasal dari Gus Nadir. Menurutnya, pernyataan Gus Nadir memotivasi pengikut Miftachul dan Gus Yahya untuk secara aktif mendukung Prabowo-Gibran. Gus Ipul menambahkan respons terhadap pernyataan tersebut meluas, mengingat jumlah pengikut Rais Aam dan Ketua Umum PBNU yang sangat besar. (ant)