Laporan Khusus

Pengamat: Pengunduran Diri SYL Dari KIM Patut Dicontoh

Redaksi — Satu Indonesia
09 Oktober 2023 11:55
Pengamat: Pengunduran Diri SYL Dari KIM Patut Dicontoh
Pengamat politik yang juga Direktur Pascasarjana pada Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang (Foto: ANTARA)

KUPANG - Pengamat politik yang juga Direktur Pascasarjana pada Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan sikap mengundurkan diri Syahrul Yasin Limpo (SYL) dari Kabinet Indonesia Maju itu sebuah sikap yang elegan dan patut dicontoh.

"Saya kira sikap mengundurkan diri Syahrul Yasin Limpo dari Kabinet Indonesia Maju itu sebuah sikap yang elegan. Kenapa demikian, karena Yasin Limpo tidak mau kasus yang sedang mencuat ini berdampak secara politis baik untuk kepentingan NasDem maupun kepentingan dia sendiri secara pribadi," kata Ahmad Atang di Kupang, Senin (9/10/23).

Menurut dia, dengan sikap mengundurkan diri ini YSL bisa menyelamatkan semua orang, termasuk menyelamatkan NasDem sebagai partai politik. Sejauh itu dia juga menyelamatkan kabinet yang dipimpin Jokowi.

"Setidaknya dengan posisi SYL bebas dari kekuasaan itu berarti dia lebih mudah berhadapan dengan persoalan hukum, kalau umpamanya kasus korupsi yang dijalankan KPK itu kemudian menetapkan Yasin Limpo sebagai tersangka," katanya.

Tetapi satu hal yang perlu kita apresiasi walaupun ini masih dalam proses penyidikan belum sampai ke penetapan tersangka, kemudian mengajukan surat pengunduran diri dari kabinet, itu sesuatu yang patut kita apresiasi, karena banyak kasus yang kita lihat di pejabat negara, baru akan menyatakan pengunduran diri kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ada kekuatan hukum tetap.

Fenomena yang dilakukan Yasin Limpo justru berbeda. Baru penggeledahan untuk mencari bukti, dan belum ditetapkan sebagai tersangka tapi dia sudah menyatakan mundur, katanya.

"Sikap itu sesuatu yang patut dicontoh. Mestinya seperti ini. Tidak harus menjadi tersangka atau berkekuatan hukum tetap baru mengundurkan diri. Selama ini seperti itu, jadi ada pembelajaran politik dan hukum yang baik yang ditunjukkan oleh Yasin Limpo," katanya.

Secara politik kata dia, YSL ingin menyelamatkan NasDem dan kekuatan politik yang sekarang mengarah ke persiapan pileg dan pilpres. Sehingga jangan sampai kasus–kasus yang menimpa kader NasDem, tidak kemudian membuat NasDem menjadi partai yang dihuni kader–kader yang punya indikasi korupsi.

Setidaknya menurut dia, Yasin Limpo ingin memisahkan diri dari seorang pejabat negara dengan NasDem sebagai partai politik. Perbuatan yang kemudian mengarah ke penetapan tersangka itu adalah perbuatan pribadi dan tidak ada urusan dengan persoalan partai.

Memang posisi NasDem saat ini menghadapi banyak tantangan, baik urusannya dengan kader–kader yang ada di kekuasaan. Mestinya NasDem memposisikan diri sebagai sebuah institusi demokrasi yang punya semangat pemberantasan korupsi.

Bahwa ada kader yang kemudian terseret secara hukum, merupakan bagian dari konsekuensi pada sebuah kekuasaan yang sedang dipercayakan kepada mereka. Persoalan terbukti atau tidak merupakan hal lain. Tetapi dalam politik orang melihat bahwa ada kader NasDem yang terjerat kasus hukum.

"Publik kita ini cenderung mengambil sikap pragmatis ketika melihat sesuatu yang begitu. Selalu mengambil sisi hitam putih. Hal ini yang kita luruskan bahwa NasDem sebagai partai tentu dia punya aturan main. NasDem juga punya semacam kode etik untuk mengikat setiap kader yang duduk di jabatan politik, baik di legislatif maupun di eksekutif. NasDem pasti punya aturan–aturan untuk melokalisir persoalan yang terjadi.

Menurut dia, sikap Surya Paloh maupun NasDem secara terbuka, membolehkan tiap kader diproses secara hukum ketika tersangkut masalah hukum, sehingga publik harus bisa memahami itu. Publik tidak bisa hitam putih melihat kasus–kasus yang sekarang menjerat Partai NasDem.

Bagi Ahmad Atang, kedepan akan berdampak sepanjang komunikasi politik itu dilakukan secara baik. Pasti publik bisa dijernihkan. Sehingga publik juga pasti akan memahami bahwa dinamika hukum itu berdampak secara politis, tetapi semua ini tidak harus membuat proses politik di Nasdem harus berhenti. Hukum pada satu ranah tersendiri dan politik pada satu ranah sendiri.

Biarkanlah publik yang akan menyimpulkan apakah ini bagian dari grand design untuk membuat NasDem menjadi terpuruk atau memang di situasi ini memang tercipta oleh kader NasDem sendiri.

"Situasi kini merupakan momen politik. Banyak hal bisa saja terjadi. Apakah proses hukum yang dijalani Yasin Limpo ini adalah upaya untuk membunuh karakter NasDem, saya kira ini publik yang bisa menyimpulkan. Semoga publik tidak menilai NasDem itu adalah sarang koruptor," katanya menambahkan. (ant)


Berita Lainnya