Opini

Belajar Legowo dari Prabowo

Oleh: Neno Warisman*

Neno Warisman — Satu Indonesia
16 Oktober 2024 11:00
Belajar Legowo dari Prabowo
Neno Warisman dan Prabowo Subianto

JAKARTA - Dua hari penuh mata pemirsa tertumbuk penuh rasa ingin tahu pada siapa saja yang "dipanggil" menjadi menteri kabinet Indonesia Maju, juga  wakil - wakil menteri dan  para calon kepala badan (yang konon setingkat  jabatan menteri) .

Para pengamat politik memberi ulasan seputar hak prerogatif presiden, dominasi partai tertentu dan kaum profesional (yang sebagian besar publik tidak kenal), lalu beberapa nama yang mengejutkan, koreksi bagi kurangnya tokoh perempuan, munculnya banyak kalangan muda , komentar atas rekrutmen dari orang-orang lingkaran terdekat  Gerindra, dan juga ulasan  beberapa tokoh seleb yang datang memenuhi panggilan di Kertanegara 4.

Nggak masalah, semua. Silakan saja. Ini saatnya membangun bersama. Ideologi kebersamaan nampaknya menjadi pilihan yang tidak semua kalangan bisa menerima. Tapi selalu begitu. Tidak ada yang 100 % setuju atau tidak setuju.

Sedikit catatan pengamat adalah kehadiran kembali dari para menteri kabinet lama yang di medsos disebut sebagai kabinet rasa Jokowie.

Biarlah.

Memang tidak mudah  menjadi Prabowo. Sesudah 2019 dikalahkan dengan kecurangan masif terstruktur dan sistematik, justru memilih melebur menjadi menteri (baca: pembantu) dari lawan politiknya.

Lebih tidak mudah lagi  melewati tiga kali pilpres, dengan timbunan jasa begitu besar tak terbayarkan dari pihak- pihak yang tersebut maupun tak tersebut, yang meminta maupun tak meminta balas, yang kecewa dan sakit hati ataupun yang rela dan tetap berdoa, semua effort memenangkan Prabowo jadi Presiden adalah gila-gilaan; dan hasilnya tetap  kalah.

Itu adagium yang disematkan pada PS. Sampai-sampai ada cemoohan di sebuah grup.wa : "Walaupun ditemani malaikat sekalipun PS pasti kalah."

Tu keterlaluan.

Saya bereaksi pada penggunaan kata "malaikat" karena itu makhluk suci dan innocent . Lagi pula yang memiliki malaikat kan Allah SWT saja. Kalau menganggap seloroh itu serius, bahaya karena itu sama artinya dengan melecehkan Tuhan. ALLAH SWT.  Sampai segitunya manusia...ya?  Tega menghina Tuhannya sendiri demi menghina ciptaan-Nya bernama Prabowo Subianto.

So, sosok tentara purnawirawan yang akhirnya menjadi presiden terpilih, banyak sudah ditulis. Ia dikhianati oleh orang-orang yang diangkatnya  dengan hartanya dan kekuasaannya (sebagai pendiri partai besar), ia maafkan. Ia legowo.

Lalu Prabowo mencalonkan lagi dengan hinaan bertubi - tubi sampai pembulian  fisik pincang pun digunakan lawan,  penyerangan diri dan keluarga dan yang paling selalu saja digunakan adalah momok sebagai penculik dan pelaku pelanggaran  HAM. Narasi yang sama yang selalu muncul saat pilpres. Tapi beliau geming saja. Galau sesaat. Tapi lalu bergerak kembali. Apa yang ada  yang di dadanya yang mungkin tidak ingin dipahami oleh para pembencinya adalah: Cinta.

 

Dibandingkan dengan banyak tokoh hebat terkenal, rasa cinta Prabowo pada tanah air dan bangsa dan kesejahteraan untuk masyarakat banyak, ia punya. Ia punya cinta pada ibu pertiwi, kuat sekali.

Nggak gampang melewati semua itu.

Hanya hati yang besar bisa menerima.

Saya nggak yakin Presiden terpilih hari ini, Prabowo Subianto nggak nangis di kamarnya yang mungkin sunyi saat merenung totally alone bangsa ini menuju kehancuran, "apa yang harus kulakukan lagi" . Mungkin saat sunyi begitu, muncul wajah dan perangan alm. paman Subianto , Eyang  Margono dan alm Prof Sumitro. Pasti itu sangat dalam.

Saya juga nggak yakin,  tangisan seorang jenderal yang menulis dengan hati dan pikirannya menyelamatkan harta-harta rakyat di PARADOKS.INDONESIA , itu dipercaya orang yang meragukannya dan membencinya sehingga buku itu tidak dibaca lagi. Saya tidak yakin sebab buku itu bicara gamblang dan benar. Ada solusinya. Tinggal diurai dan dilaksanakan dalam orkes besar hari ini.

Saya termasuk orang yang tidak setuju ketika selingkaran dekat beliau dibagikan jabatan tertinggi menteri dan wakil menteri. Bagusnya jadi wakil dulu supaya lebih elegan. Apalagi ketika wakilnya justru orang mumpuni.

Tapi saya juga nggak bisa menerima ketika orang meragukan kecintaan Prabowo pada rakyat. Terutama rakyat miskin dan dhuafa.

Yang saya yakin, Prabowo membutuhkan semua menterinya jangan korupsi. Bekerja siang malam untuk rakyat. Digaji tinggi, diberi rumah dan mobil mewah, (dari uang rakyat) maka bekerjalah untuk rakyat agar rakyat segera terentaskan dari kemiskinan yang parah ini lalu berangkat menjadi  sejahtera dan bahagia.

Yang saya yakin, Presiden terpilih Prabowo Subianto membutuhkan kepercayaan masyarakat semua bahwa orkes campur aduk kabinetnya ini sudah merupakan negosiasi terbaik yang bisa ia kendalikan agar semua bekerja dengan hati dan pikiran kebangsaan yang sama., yaitu membawa Indonesia menjadi milik rakyatnya sendiri. Bangun hilirisasi. Berpihak pada usaha-usaha rakyat dan koperasi. Naikkan nilai pertumbuhan  ekonomi sampai 8%. Bangun desa dan wilayah terjauh. Ratakan keadilan. Tegakkan hukum. Sayangi rakyat. Urus sehatnya. Urus rumahnya. Urus pendidikannya. Urus makannya. Dst. Dst.

Saya menonton  pemanggilan satu per satu tokoh sambil  kadang senyum, kadang nyureng , kadang geleng- geleng, bahkan kadang saya tertawa juga. Sesekali bosan, saya pindahkan  ke channel pelajaran Nahwu Shorof yang sedang rutin saya pelajar. Maklumlah di usia 60 tahun kita tetap harus belajar dan membaca, dan menghafal al Quran semampu- mampunya supaya otak tidak mengecil.

Beberapa saat saya tertegun. Tapi anyway kelegowoan adalah hal yang mahal. Kita sepakat bersama

Kemarin saya lihat di layar cara berjalan Cak Imin dan bahasa tubuhnya senyum lebar dan melangkah kaki besar besar seraya melambaikan tangan pada para wartawan yang kelihatannya agak dingin.

 

Saya teringat, saya salah seorang yang meneteskan air mata saat debat capres, Prabowo diberi nilai 11. Lalu 5.

Saya akhiri tulisan ini sebagai hadiah milad bagi pak Prabowo. 17 Oktober. Bertepatan dengan milad sahabat  tokoh perempuan andal, Prof Chusnul Mariyah. Selamat milad bagi dua orang besar Indonesia.

Akhirnya,  sudah lebih dari 70 tahun dilalui oleh Letjend Purn Prabowo Subianto, dan  pelajaran terbesar bagi saya, melihat sosok pantang menyerah ini,  dan mungkin juga bagi sebagian anak bangsa yang mau berpikir adil dan tidak semata emosional, kita bisa belajar dari kelegowoan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Tidak ada dendam kesumat disimpan. Demi perubahan nasib  rakyat dan bangsa seluruhnya, ia merelakan apa pun saja, dan terus berjalan terpincang -pincang, difitnah, dicaci, dihina, dicurigai, terus saja melangkah sabar dan sabar dan legowo merangkul semua, membagi - bagikan kekuasaan dan kejayaan dengan syarat di pakta integritas: Bersedia bekerja keras untuk mewujudkan cita cita bangsa Indonesia yang sejahtera dan dapat memimpin dunia.

Hela nafas panjang.

Semua baru akan dimulai 20 Oktober 2024.

Selamat milad, Pak Presiden terpilih.

Rakyat menunggu kabar baik dari kinerja kabinetmu.

Senyum rakyat tetap merekah walau penderitaan ini sudah nyaris tak tertanggungkan lagi. Bagi rakyat, ini sungguh-sungguh amat berat.

 Semoga 2024-2029 Allah merahmati Indonesia kembali. Amin. (*penulis adalah aktivis sosial dan budayawan)


Berita Lainnya