JIKA KAMU mencari pengalaman unik yang menggabungkan seni dan ketenangan, kelas melukis di Tuwa Kawa adalah jawabannya. Terletak di komplek perumahan Taman Sriwedari Cibubur, kafe ini tidak hanya menyajikan kopi khas Sumbawa yang menggugah selera, tetapi juga menghadirkan atmosfer nyaman yang membuat kreativitas mengalir deras di setiap tarikan kuas.

Melukis Sebagai Ruang Ekspresi dan Relaksasi
Tidak sekadar melukis, sesi ini menghadirkan pengalaman mendalam yang mampu menenangkan jiwa dan memberikan kepuasan tersendiri bagi setiap peserta. Coach Endy Kurniawan, seorang pengusaha muda sekaligus pegiat seni, rutin mengadakan kelas ini dengan tema-tema yang inspiratif. Pada sesi sebelumnya, ia mengangkat tema Al Aqsa sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina. Kali ini, peserta diajak untuk menjelajahi keindahan alam melalui warna dan sapuan kuas.

Pengalaman Tak Terlupakan Bagi Peserta
Salah satu peserta, Ghifari, seorang milenial yang bekerja sebagai IT spesialis, mengungkapkan betapa seni lukis memberikan perspektif baru dalam hidupnya.
"Gue jadi ngerti seberapa dalamnya skill dari setiap seni, termasuk watercolor ini. Setiap medium punya teknik dan trik sendiri, sama seperti hidup. Tadinya diajak ibu, tapi ternyata asyik juga!" ujar Ghifari dengan antusias.

Sementara itu, Marni, seorang aktivis sosial berusia 55 tahun, merasakan kepuasan luar biasa setelah menemukan bakat yang selama ini tak disadarinya.
"Ternyata saya bisa melukis! Saya belajar sabar, konsentrasi, dan bermain dengan warna. Awalnya hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, tapi sekarang saya ketagihan!" ungkapnya penuh semangat.

Melukis untuk Kebahagiaan dan Kesehatan Mental
Sosok lain yang turut menikmati kelas ini adalah Neno Warisman, aktivis pendidikan dan sosial yang telah dua kali bergabung. Menurutnya, melukis bukan sekadar seni, tetapi juga cara untuk merangsang sel-sel otak agar terus berkembang.
"Di usia 60 tahun, melakukan hal baru itu penting. Apalagi dengan guru yang membebaskan ekspresi unik tiap peserta, pengalaman ini sungguh membahagiakan," katanya.

Ia juga mengapresiasi pendekatan Coach Endy yang rendah hati dan tanpa memandang latar belakang peserta.
"Beliau sabar, banyak ilmu, dan tidak membeda-bedakan siapa pun, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman," tambahnya.

Tuwa Kawa, Lebih dari Sekadar Kelas Melukis
Lebih dari sekadar hobi, kelas melukis di Tuwa Kawa juga membuka peluang untuk membangun ekosistem budaya yang lebih luas. Neno Warisman berharap, kegiatan ini bisa berkembang menjadi bagian dari Gerakan Estafet Kebudayaan (GEK) Indonesia, sehingga budaya kreatif dapat meresap ke seluruh lapisan masyarakat.

Tak hanya itu, ia berencana mengkolaborasikan Tuwa Kawa dengan berbagai kegiatan lain, seperti NeuroParenting, Kelas Memasak untuk Ayah dan Calon Ayah, serta Kelas Kreatif Pernak-Pernik. Tujuannya adalah menjadikan kegiatan produktif ini sebagai tren nasional, yang dapat hadir di setiap RT, RW, hingga kecamatan di seluruh Indonesia.

"Dengan tersedianya pusat-pusat kegiatan kreatif, kita bisa mengurangi angka kriminalitas, ketercanduan, dan bahkan penyimpangan sosial. Anak-anak dan remaja akan tumbuh di lingkungan yang mendukung minat dan bakat mereka secara sehat dan proporsional," pungkasnya.

Ngopi dan Melukis, Kombinasi Relaksasi yang Menyegarkan
Di tengah hiruk-pikuk kota, menikmati secangkir kopi sambil menorehkan warna di atas kanvas adalah pengalaman yang menghadirkan ketenangan dan inspirasi. Tak heran jika banyak peserta kembali untuk merasakan candu kreativitas ini.

Bagi kamu yang ingin menikmati seni dalam suasana yang santai dan penuh inspirasi, kelas melukis di Tuwa Kawa bisa jadi pilihan terbaik. Siap untuk mencoba? Jangan lupa bagikan pengalamanmu dan jadikan seni sebagai bagian dari perjalanan hidup yang lebih berwarna! (mul)

#TuwaKawa #MelukisSambilNgopi #SeniDanRelaksasi #GerakanEstafetKebudayaan #InspirasiTanpaBatas #KreativitasTanpaBatas