Features
Bahas Sikap Politik Gen Z Bersama Mutiara Baswedan
Yang Penting Jangan Golput
JAKARTA - Mutiara Baswedan meminta siapa pun pemenang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 untuk berkolaborasi intensif dengan Gen Z, guna bersama-sama membangun Indonesia ke depan.
Putri sulung dari Calon Presiden (Capres) Anies Rasyid Baswedan itu mengatakan peran milenial dan Gen Z ke depan harus lebih banyak, sehingga harus difasilitasi oleh pemerintah.
"Menurut saya, siapa pun yang terpilih nanti berkolaborasi dengan anak-anak muda. Kolaborasi itu maksudnya bukan hanya menjadikan duta, tetapi melibatkan secara aktif memberikan masukan dan memberi tahu apa saja yang diperlukan," kata Mutiara dalam program siniar di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, latar belakang anak-anak muda saat ini sudah beragam, sehingga ketertarikan mereka di bidang pekerjaan masing-masing harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh negara untuk kepentingan nasional.
"Generasi muda itu latar belakangnya beda-beda, ada yang tertarik di seni, budaya, IT, ada yang tertarik kerja sosial," kata putri dari Fery Farhati itu. "Yang tahu kebutuhan anak muda, ya anak muda sendiri, jadi perlu dikomunikasikan untuk disediakan dan difasilitasi oleh pemerintah," ujar dia menambahkan.
Ia mencontohkan, konsep kolaborasi yang diterapkan Anies di DKI Jakarta terbukti bisa dilakukan, sehingga harapannya hal itu juga bisa diterapkan di Indonesia oleh pemimpin yang terpilih nanti. Ia yakin, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 yang mengalami bonus demografi, keterlibatan atau peran maksimal anak muda harus dimulai dari saat ini.
Mutiara Baswedan, mengajak masyarakat, khususnya Gen Z, agar bersama-sama mewujudkan Pilpres 2024 yang damai dan tidak saling memecah belah, guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia meyakini Gen Z, kalangan yang lahir pada rentang tahun 1997-2012, sudah cukup pintar untuk memilih dan memilah informasi apa yang harus disebarkan dan tidak, sehingga bisa berkontribusi untuk menciptakan pilpres yang kondusif.
"Sebarkan informasi yang positif-positif saja, karena semua ingin menjaga agar pemilu itu damai, dan juga berbeda pendapat tidak harus berantem. Namanya pemilu tidak mungkin semua hanya memilih salah satu calon saja," kata dia dalam program siniar di Jakarta, Selasa.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu juga mengingatkan agar masyarakat maupun Gen Z untuk tidak menjadi bagian dari penyebar informasi bohong atau hoaks terkait salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden, karena itu merupakan tindakan yang salah.
Dia menekankan, setiap orang harus mencari informasi dari sumber terpercaya, tentang program dan arah kebijakan masing-masing calon, sehingga akan mendapatkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau untuk paslon nomor urut satu bisa cek di fitnahlagi.com, di situ ada klarifikasi atas hoaks-hoaks terhadap abah (Anies)," kata putri dari Fery Farhati itu. Menurut Mutiara sudah saatnya Gen Z berperan untuk membantu mewujudkan pilpres atau pemilu damai, sehingga akan secara langsung menjaga kondusivitas negara.
Mutiara Baswedan mengajak kalangan yang lahir pada rentang tahun 1997-2012 atau Gen Z untuk menggunakan hak suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, karena hal itu akan berdampak kepada nasib Indonesia ke depannya.
Sang putri sulung calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan kompetisi pilpres berisi gagasan atau ide pembangunan Indonesia ke depan, sehingga menggunakan hak suara merupakan bentuk kontribusi masyarakat guna menentukan arah kebijakan negara.
"Satu suara itu ada nilainya, dan itu menentukan Indonesia ke depannya. Siapa yang akan memimpin, nilai apa yang mau dibawa, dan program apa yang mau diterapkan, itu sangat berpengaruh dari pilihan Gen Z," kata perempuan yang kerap disapa Tia itu.
Ia yakin, Gen Z sudah melek teknologi dan mau mencari informasi lebih terkait calon presiden dan wakil presiden. Sehingga Gen Z tidak akan membuang hak suaranya untuk memilih saat hari pencoblosan nanti.
"Apa pun yang dipilih, yang penting tidak golput. Silakan cari rekam jejak masing-masing calon, cari programnya, dan cari apa yang paling cocok menurut masing-masing," ujarnya. Tia bertutur kerap menyarankan teman maupun orang-orang di sekitarnya yang mengaku masih bingung dalam menentukan pilihan agar lebih aktif mencari informasi dari segala sumber yang bisa dipercaya.
"Tidak mungkin setiap calon itu sempurna, namanya juga manusia, tetapi cari mana yang paling banyak kecocokannya, yang mana rekam jejaknya paling baik, dan saya juga tidak memaksa untuk memilih salah satu dari capres," tambah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu.
Dia juga mengingatkan setiap perbedaan pendapat yang terjadi tidak boleh memecah belah pertemanan, sehingga akan menimbulkan permusuhan. Mutiara atau Tia Baswedan mengatakan alasannya membantu abahnya, Anies Rasyid Baswedan, dalam Pilpres 2024 karena melihat antusias masyarakat yang menginginkan adanya perubahan dalam pengelolaan negara ke depan.
"Dulu aku merasa abah akan dibagi waktunya dengan orang lain, dulu saya melihatnya seperti itu. Akan tetapi, setelah melihat Abah mengabdikan diri 5 tahun di Jakarta, banyak warga yang menyampaikan terima kasih karena adanya perubahan, dan saya melihat ada harapan di mata mereka," kata Tia.
Melihat banyaknya antusias dan harapan dari masyarakat, membuat dirinya secara sukarela tanpa diminta terlibat dalam tim riset atau substansi guna aktif membantu perjuangan sang ayah yang dengan gigih ingin mewujudkan gagasan perubahan.
Ketika ayahnya diberi tugas di level nasional sebagai capres, Mutiara melihat kesempatan itu sebagai amanah agar bisa membawa perubahan yang lebih luas untuk masyarakat Indonesia sehingga tergerak untuk aktif membantu tim pemenangan. (ant)