Opini

Hercules ke Solo: Bela Jokowi atau Bikin Gaduh?

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.

Ahmad Khozinudin SH — Satu Indonesia
16 April 2025 08:27
Hercules ke Solo: Bela Jokowi atau Bikin Gaduh?
Ilustrasi - Herkules temui Jokowi di Solo (Foto: Satuindonesia.co/Mul)

KETIKA publik tengah menanti kejelasan soal keaslian ijazah Presiden Joko Widodo, tiba-tiba muncul sosok yang sudah lama tak terdengar dalam dinamika politik nasional: Hercules Rosario Marshal. Datang ke Solo, ia tidak membawa bukti, tidak membawa pencerahan, justru menuding rakyat yang mempertanyakan ijazah Jokowi sebagai "pembuat gaduh".

Tunggu sebentar—siapa yang sebenarnya bikin gaduh? Rakyat yang menuntut transparansi? Atau seorang preman legendaris yang muncul di tengah pusaran skandal dan malah memperkeruh suasana?

Dalam Kapasitas Apa Hercules Bicara?
Mari kita luruskan dulu satu hal: Hercules bukan pengacara, bukan akademisi, bukan bagian dari tim hukum, dan bukan pula saksi sejarah akademik Jokowi. Maka pertanyaannya: apa urusannya dia ikut campur dalam skandal ijazah ini?

Apakah kini kita sedang menyaksikan gaya baru "politik premanisme", di mana kebenaran tidak dibuktikan dengan data, tapi dengan intimidasi dan gertakan? Apakah Hercules datang sebagai penagih utang moral kepada rakyat, atau justru sebagai "debt collector politik" yang membela kebohongan dengan gaya jalanan?

Utang Jokowi, Beban Rakyat
Jika bicara soal utang, justru rakyatlah yang selama 10 tahun terakhir menanggung beban utang negara yang kian menggunung. Jokowi meninggalkan warisan ekonomi yang rapuh, APBN yang jebol, dan Prabowo yang kini harus kerja ekstra keras menambal defisit anggaran.

Jadi, bukan rakyat yang berhutang pada Jokowi—tapi Jokowi-lah yang telah mewariskan utang besar pada negeri ini.

Hercules Tidak Menjawab, Tapi Membelokkan Isu
Kehadiran Hercules di Solo bukan solusi. Ia tidak menjawab tudingan soal keaslian ijazah Jokowi. Ia hanya memperkeruh suasana. Kalau memang ingin membantu, seharusnya Hercules mendorong Jokowi untuk tampil jujur dan memperlihatkan ijazah aslinya di hadapan publik. Itu baru tindakan ksatria.

Tapi justru ini yang jadi masalah. Kenapa Jokowi begitu sulit menunjukkan ijazah aslinya? Kenapa harus menyewa pengacara? Kenapa harus memunculkan figur preman?

Ini bukan negara preman, ini negara hukum! Dan dalam negara hukum, kebenaran harus dijawab dengan bukti, bukan dengan gertakan.

Rakyat Sudah Tidak Bisa Ditakuti
Rakyat Indonesia bukan lagi rakyat yang bisa dibodohi. Sepuluh tahun dibohongi dan dizalimi telah memutus urat takut rakyat. Mereka tak butuh klarifikasi mengambang dari UGM, apalagi intimidasi dari orang-orang yang tak punya kapasitas hukum.

Yang rakyat minta sederhana: Tunjukkan ijazah asli Jokowi. Hanya itu.

Jika memang ijazah asli itu ada, kenapa harus sembunyi-sembunyi? Kenapa UGM harus terus-menerus mencuci muka setiap kali publik bertanya? Dan mengapa justru sekarang muncul tokoh-tokoh bayangan yang ikut campur, tanpa membawa bukti sedikit pun?

Penutup: Kebenaran Tak Perlu Preman
Kehadiran Hercules justru semakin menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Kalau semuanya transparan, jika semuanya legal dan sah, kenapa harus ada preman yang ‘pasang badan’?

Kebenaran tidak butuh pelindung. Kebohonganlah yang butuh tameng.

Penulis adalah Advokat, Aktifis Sosial dan Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)


#IjazahJokowiPalsu #HerculesBikinGaduh #PolitikPremanisme #RakyatBeraniJujur #UGMTerbebani #SoloJadiPanggung #KebenaranBukanIntimidasi #TransparansiTanpaDrama #IjazahJokowi #HerculesSolo #SkandalNasional #PremanPolitik #JokowiHarusJujur #UGMBersuara #TransparansiNegara


Berita Lainnya