Features
Jejak Sejarah di Sekeping Kartu Pos: Menghidupkan Kembali Romantisme Buitenzorg

BOGOR, kota yang dikenal dengan kesejukannya, kembali mencatatkan sejarah dalam khazanah budaya Indonesia. Pada siang jelang sore Kamis, (13/03/23) di bulan Ramadhan 1446 H, Museum Kepresidenan Republik Indonesia yang terletak di kompleks Istana Bogor menjadi saksi dari peristiwa bersejarah: peluncuran buku dan pameran "Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos". Meski matahari sesekali menyengat, semangat para tamu undangan dan awak media tetap membara, antusias menyambut acara penuh wawasan ini.
Di tengah galeri yang dipenuhi memorabilia berharga, hadir dua narasumber ternama: Mahpudi, Sekjen Filatelis Indonesia, dan Sumardiansyah Perdana Kusuma, Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia. Keduanya berbagi wawasan mengenai perjalanan kartu pos dan perangko, bukan sekadar sebagai alat komunikasi klasik, tetapi juga sebagai saksi bisu perubahan zaman dan bagian dari seni budaya yang tak ternilai.
.jpeg)
Perangko dan Kartu Pos: Lebih dari Sekadar Alat Komunikasi
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam sambutannya menegaskan bahwa perangko dan kartu pos bukan hanya sarana komunikasi, melainkan juga medium yang mencerminkan sejarah dan budaya suatu bangsa. Ia menuturkan bagaimana transisi komunikasi dari lisan ke tulisan, dari surat ke kartu pos, menjadi penanda evolusi sosial masyarakat di masanya.
"Buku ini bukan sekadar dokumentasi sejarah, tetapi juga warisan budaya yang harus terus diteruskan kepada generasi mendatang," ujar Fadli Zon. Ia juga menyinggung amanat konstitusi yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1, yang menyatakan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
Bogor: Kota dengan Sejuta Jejak Sejarah
Dalam pidatonya, Fadli Zon menyoroti betapa kaya dan tuanya budaya Indonesia, termasuk yang tersimpan di Bogor. "Saya telah mengunjungi lebih dari 100 negara, dan saya bersaksi, tak ada satupun negara yang memiliki kekayaan budaya sebanding dengan Indonesia," katanya dengan penuh semangat. Ia pun mengingatkan bahwa banyaknya prasasti kuno yang ditemukan di Kabupaten Bogor adalah bukti betapa panjangnya sejarah yang dimiliki daerah ini.
Acara ini juga dihadiri oleh para pejabat dari Kementerian Kebudayaan, Kepala Rumah Tangga Istana Bogor, serta Komandan Kodim Bogor. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas individu atau komunitas, tetapi juga tanggung jawab negara dan seluruh elemen masyarakat.
Menjadi Bagian dari Sejarah
Sebagai puncak acara, pameran "Buitenzorg Pada Sekeping Kartu Pos" pun resmi dibuka, bersamaan dengan peluncuran buku "Kartu Pos Bergambar Dari Buitenzorg (Bogor)". Para tamu undangan dan awak media tampak antusias menjelajahi setiap sudut pameran, menyusuri jejak masa lalu yang terekam dalam kartu pos klasik.
Di balik sekeping kartu pos, tersimpan nostalgia dan potret kehidupan yang terus berkembang. Dengan hadirnya pameran ini, Bogor tidak hanya merayakan sejarahnya, tetapi juga mengajak masyarakat untuk kembali menghargai warisan budaya yang nyaris terlupakan. (mul)
#Buitenzorg #KartuPosSejarah #FilateliIndonesia #SejarahBogor #WarisanBudaya #Ramadhan1446H #BogorHeritage