Features
APA SIH Gelombang Radcliffe di Tata Surya?

JAKARTA – Pergerakan Tata Surya melalui kompleks pembentukan bintang Orion sekitar 14 juta tahun lalu diduga berpengaruh terhadap perubahan iklim Bumi. Menurut penelitian terbaru, wilayah padat ini—bagian dari struktur galaksi yang disebut Gelombang Radcliffe—berpotensi memampatkan heliosfer, perisai pelindung yang mengelilingi Tata Surya, sekaligus meningkatkan jumlah debu antarbintang yang mencapai atmosfer Bumi. Para ilmuwan menduga bahwa debu kosmik ini meninggalkan jejak dalam catatan geologis, yang dapat menghubungkan aktivitas galaksi dengan perubahan iklim masa lalu.
Perjalanan Tata Surya Melalui Gelombang Radcliffe
Menurut studi yang diterbitkan di Astronomy & Astrophysics, tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh University of Vienna menggunakan data dari misi GAIA milik Badan Antariksa Eropa (ESA) serta pengamatan spektroskopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tata Surya bergerak melalui Gelombang Radcliffe di rasi bintang Orion antara 18,2 hingga 11,5 juta tahun lalu, dengan periode paling mungkin terjadi sekitar 14,8 hingga 12,4 juta tahun lalu.
João Alves, Professor Astrofisika di University of Vienna dan salah satu penulis studi ini, menjelaskan bahwa penelitian mereka melanjutkan temuan sebelumnya terkait Gelombang Radcliffe. Struktur ini terdiri dari wilayah pembentukan bintang yang saling berhubungan, termasuk kompleks Orion, yang diperkirakan pernah dilewati Matahari.
Dampak Potensial terhadap Iklim Bumi
Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan jumlah debu antarbintang dapat mempengaruhi atmosfer Bumi. Efrem Maconi, penulis utama studi dan mahasiswa doktoral di University of Vienna, menyatakan bahwa debu tersebut mungkin mengandung elemen radioaktif dari supernova yang dapat dideteksi dalam catatan geologis menggunakan teknologi canggih di masa depan.
Pergerakan Tata Surya ini juga bertepatan dengan transisi iklim Miosen Tengah, yaitu periode yang ditandai dengan pergeseran dari iklim yang lebih hangat menuju kondisi lebih dingin, yang akhirnya memicu pembentukan lapisan es di Antartika. Para ilmuwan mencatat bahwa meskipun debu antarbintang mungkin berkontribusi terhadap perubahan iklim, faktor utama yang memengaruhi fenomena ini adalah penurunan kadar karbon dioksida dalam atmosfer.
Tidak Sejalan dengan Perubahan Iklim yang Disebabkan Manusia
Maconi menegaskan bahwa meskipun debu antarbintang berpotensi memicu perubahan iklim di masa lalu, jumlah debu yang dibutuhkan untuk memengaruhi kondisi iklim secara signifikan harus jauh lebih besar dari yang diketahui saat ini. Selain itu, transisi iklim Miosen Tengah berlangsung selama ratusan ribu tahun, berbeda dengan perubahan iklim modern yang terjadi secara cepat akibat aktivitas manusia.
Temuan ini menambah wawasan tentang bagaimana faktor-faktor astronomi dapat memengaruhi sistem iklim Bumi, sekaligus memperkaya pemahaman kita terhadap dinamika perubahan lingkungan sepanjang sejarah planet ini.(mul)
#TataSurya #GelombangRadcliffe #PerubahanIklim #DebuAntarbintang #Astrofisika #Sains #IklimBumi