Daerah
Walikota Balikpapan Harus Tegas, Ganti yang Tak Bisa Kerja
BALIKPAPAN - Direktur lembaga survei Brand Politika, Eko Satiya Hushada menilai, Walikota Balikppan Rahmad Mas’ud harus mengubah gaya kepemimpinannya, agar lebih tegas kepada jajarannya. Sikap terlalu baik tidak cukup membantu walikota dalam menggerakkan organisasi Pemerintah Kota (Pemkot Balikpapn) Balikpapan.
“Pak Walikota itu orangnya terlalu baik. Sementara saat ini diperlukan pemimpin yang strong leader,” kata Eko kepada wartawan, Kamis (27/7/2023).
Bentuk sikap yang terlalu baik menurut Eko, sampai-sampai Walikota Rahmad Mas’ud tidak pernah marah ketika jajarannya dinilai tidak maksimal dalam tugasnya.
“Pak Wali itu di rapat, ketika sebenarnya marah, masih bisa bicara ‘teman-teman kepala OPD sebaiknya responsif terhadap keluhan masyarakat. Gerak cepat. Jangan sampai viral persoalannya, baru sibuk mengatasinya,” ujar Eko mencontohkan cara marah Walikota Rahmad Mas’ud.
Dari hasil monitoring yang mereka lakukan selama ini menurut Eko, ada dua persoalan menonjol yang menjadi keluhan masyarakat saat ini. Persoalan yang seharusnya bisa diatasi atau paling tidak diminimalisir.
Dua persoalan dimaksud, yakni kemacetan di sejumlah ruas jalan dan kualitas air PDAM serta distribusinya yang belum merata.
“Kemacetan jalan ini, penyumbangnya antara lain bertambahnya jumlah kendaraan akibat bertambahnya jumlah penduduk, dampak dari IKN,” ujar Eko.
Penyebab kemacetan lainnya, yakni pengerjaan proyek DAS Ampal khususnya di MT Haryono depan MS Glow yang pengerjaannya cukup lama, yang alat kerja dan materialnya mengambil ruas jalan.
“Ini masa gak punya cara mengatasi urusan ini. Kalau proyek macet, ya jangan sampai bikin jalan ikut macet,” kata Eko.
Sementara soal PDAM, hampir setiap keluhan masyarakat mewarnai media sosial. Caci maki masyarakat bukan ke PDAM, tetapi ke walikota. “Walikota kan bukan direktur PDAM. Tapi masyarakat tahunya walikota. Marahnya sama walikota,” ujar Eko.
Menurut Eko, persoalan PDAM utamanya saat ini adalah pipa yang sudah tua, sehingga perlu penggantian. Seharusnya ini menjadi prioritas penangannya oleh PDAM,” ujar Eko.
Ia menilai, jika Walikota Rahmad Mas’ud tidak bersikap tegas terhadap jajarannya, sentimen negatif masyarakat justru kepada walikota. “Sejumlah program kerja, khususnya 9 program prioritas sudah tunai dilaksanakan. Jangan sampai nila setitik, rusak susu sebelanga. Program yang sudah sukses terhapus oleh persoalan lain yang seharusnya bisa diatasi, tapi lambat,” kata Eko.
Eko menyarankan kepada Walikota Rahmad Mas’ud untuk bersikap tegas kepada jajarannya yang dinilai tidak bisa bekerja. “Tidak ada pilihan. Ganti dengan yang bisa bekerja dengan baik. Tim harus solid, gerak cepat, responsif, solutif. Masyarakat perlu langkah konkret Pemkot Walikota sudah bekerja dengan baik. Jajaran bekerja tidak baik. Masyarakat menilainya walikota yang gak kerja,” tegas Eko. (*)