Pemilu 2024
Tantangan Pemilu di Papua, dari Daerah 3T hingga Wilayah KKB
MANOKWARI - Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, telah menyewa satu unit helikopter untuk mendistribusikan logistik Pemilu 2024 ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang sulit dijangkau oleh transportasi darat.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Syake Mambor, mengungkapkan Distrik Naikere, satu dari 13 distrik yang sulit diakses melalui darat, menjadi fokus utama penggunaan helikopter untuk distribusi logistik pemilu.
Hendrik Mambor menyatakan keputusan untuk menyewa helikopter telah dibahas bersama dengan KPU, Bawaslu, dan aparat keamanan, dengan tujuan memastikan pengawalan logistik pemilu oleh personel Polres Teluk Wondama dan Kodim 1811/Teluk Wondama. Helikopter biasanya disewa dari Nabire atau Yayasan Helivida Indonesia.
Bupati memastikan seluruh daerah di Teluk Wondama telah terkoneksi dengan jaringan telekomunikasi dan internet, memudahkan proses rekapitulasi suara. Namun, perlu adanya antisipasi terhadap perubahan cuaca yang dapat menghambat distribusi logistik ke 142 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Sementara itu Kapolres Teluk Wondama AKBP Hari Sutanto, menyebutkan semua TPS masuk dalam wilayah tidak aman, dengan 134 TPS berkategori rawan dan delapan TPS sangat rawan, tersebar di 13 distrik. Distrik Naikere menjadi perhatian khusus karena memiliki enam TPS sangat rawan.
Distrik Naikere, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, memiliki beberapa kampung yang masih terisolasi dan sulit dijangkau selain dengan helikopter atau berjalan kaki selama berhari-hari. Distrik ini juga dianggap rawan karena merupakan daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB). (ant)