Internasional

Takut Ditangkap ICC, Netanyahu Hindari Eropa Saat Terbang ke New York

Redaksi — Satu Indonesia
3 hours ago
Takut Ditangkap ICC, Netanyahu Hindari Eropa Saat Terbang ke New York
PEMBUNUH YANG PENGECUT - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus terbang memutar menghindari negara yang berpeluang menangkapnya.

TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menempuh jalur udara yang lebih panjang dari biasanya ketika terbang menuju New York, Amerika Serikat, pada Kamis (25/9) waktu setempat, untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut laporan AFP dan Al Arabiya, Jumat (26/9/2025), penerbangan Netanyahu menghindari sejumlah wilayah udara Eropa guna meminimalisir risiko penangkapan, menyusul surat perintah yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Seorang sumber diplomatik Prancis menyebut Paris sebenarnya memberikan izin bagi Israel untuk melintasi wilayah udaranya. Namun data pelacakan menunjukkan pesawat Netanyahu memilih jalur berbeda, melewati Yunani dan Italia, lalu berbelok ke arah selatan melewati Selat Gibraltar sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Samudra Atlantik.

Rute tersebut diambil di tengah ketegangan diplomatik. Pekan ini, Prancis, Inggris, dan Portugal secara resmi mengakui negara Palestina, langkah yang ditolak keras oleh Netanyahu. Sebelumnya, Irlandia dan Spanyol telah menyampaikan pengakuan serupa pada Mei lalu. Media Israel melaporkan, perubahan rute itu juga dimaksudkan untuk menghindari negara-negara penandatangan Statuta Roma yang bisa menindak surat perintah ICC jika terjadi pendaratan darurat.

ICC pada November 2024 menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant atas dugaan kejahatan perang dalam operasi militer di Gaza. Dukungan terhadap ICC juga menguat, termasuk dari Spanyol yang pekan lalu mengumumkan pembentukan tim khusus untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di wilayah tersebut.

Setibanya di Amerika Serikat, Netanyahu berpidato di Sidang Umum PBB pada Jumat (26/9) waktu New York, serta bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pekan depan. (sa)


Berita Lainnya