Internasional
Lebih dari 150 Negara Akui Palestina
Prabowo Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara

NEW YORK - Lebih dari 150 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini mengakui keberadaan negara Palestina. Terbaru, sejumlah negara Barat menegaskan pengakuan mereka, yakni Kanada, Australia, Inggris, dan Portugal pada Minggu (21/9/2025), disusul Prancis sehari kemudian dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Majelis Umum PBB, New York, Senin (22/9/2025).
KTT tersebut diprakarsai Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Macron menegaskan pengakuan resmi Prancis terhadap Palestina sebagai bagian dari komitmen sejarah negaranya untuk perdamaian di Timur Tengah. “Sesuai komitmen bersejarah negara saya, inilah mengapa saya menyatakan bahwa hari ini, Prancis mengakui negara Palestina,” ujarnya.
Prancis juga menyatakan kesediaan terlibat dalam upaya stabilisasi Gaza. Macron menegaskan Israel harus menarik pasukan, sementara Hamas diwajibkan memulangkan 49 sandera yang tersisa. Dukungan ini disambut tepuk tangan peserta sidang. Wakil Tetap Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, bersama tim diplomatik berdiri dan bertepuk tangan dengan penuh semangat.
Sejauh ini, 142 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui Palestina, atau setara tiga perempat anggota. Meski demikian, pengakuan de jure masih bergantung pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang kerap diveto oleh Amerika Serikat.
AS dan Israel menolak menghadiri forum yang digagas Prancis dan Arab Saudi. Delegasi Israel bahkan keluar ruangan, sementara AS tidak memberikan visa kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas sehingga ia hanya bisa hadir secara telekonferensi.
Komunitas internasional menilai pembentukan negara Palestina dengan wilayah sesuai peta 1967 sebagai satu-satunya jalan keluar konflik. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menentang langkah itu dan menyebut pengakuan terhadap Palestina dapat memicu gelombang anti-Yahudi. Netanyahu berencana menentukan sikap resmi usai bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pekan depan. Trump sendiri selama ini menentang pengakuan negara Palestina.
Di sisi lain, konflik Gaza terus berlanjut dengan serangan-serangan baru Israel. Tekanan internasional terus meningkat agar agresi dihentikan.
Indonesia menegaskan konsistensi dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi kemanusiaan di Gaza dalam KTT khusus Palestina, Senin (22/9/2025). “Kita harus menjamin kenegaraan Palestina. Setelah Israel mengakui kemerdekaan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Israel dan mendukung semua jaminan keamanannya,” kata Prabowo.
Dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (23/9/2025), Prabowo kembali menegaskan dukungan pada Solusi Dua Negara. Ia menyatakan Indonesia siap berkontribusi nyata dengan mengirimkan hingga 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza maupun wilayah konflik lain seperti Ukraina, Sudan, dan Libya, serta mendukung pendanaan bagi misi perdamaian.
Prabowo juga membahas isu Gaza dalam pertemuan terpisah dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan Raja Jordania Abdullah II. Dengan PBB, Indonesia mendukung penguatan organisasi, sementara bersama Raja Abdullah II, Prabowo membicarakan solusi dua negara dan dampak konflik Gaza bagi kawasan.
Bangsa Palestina menyambut gembira pengakuan baru dari negara-negara Barat. Presiden Abbas menyatakan Palestina berkomitmen menjadi negara demokratis, pluralis, menjunjung hukum internasional, serta memberdayakan perempuan. Ia juga menegaskan Hamas tidak akan dilibatkan dalam pemerintahan Palestina.
Utusan Palestina di Kanada, Mona Abuamara, menyerukan agar dunia melanjutkan pengakuan itu dengan tindakan nyata, termasuk sanksi terhadap Israel. “Putuskan hubungan diplomatik jika Israel tetap melakukan genosida. Pastikan pemukim ilegal tidak mendapat keuntungan dari kesepakatan internasional,” ujarnya. (sa)