Features

Tak Terima Berakhir Damai, John LBF Perkarakan Pengusaha yang Paksa Pelajar Sujud dan Menggonggong

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
14 November 2024 09:00
Tak Terima Berakhir Damai, John LBF Perkarakan Pengusaha yang Paksa Pelajar Sujud dan Menggonggong
John LBF (kiri) dan kolase tangkapan layar pengusaha Surabaya paksa pelajar susud dan menggonggong hingga berakhir damai.

JAKARTA - John LBF, seorang pengusaha sekaligus selebgram, berencana melaporkan pengusaha diskotek Surabaya bernama Ivan Sugianto (IS) ke pihak berwajib. Ivan menjadi sorotan setelah memaksa seorang pelajar SMK Gloria untuk sujud dan menggonggong seperti anjing.

“Saya, John LBF, tidak terima dengan kejadian ini. Seorang anak di Surabaya, Jawa Timur, dipaksa sujud dan menggonggong oleh seorang pengusaha yang arogan,” ujar John dalam sebuah video yang diunggah di media sosial. Ia menyatakan tengah mempersiapkan langkah hukum untuk menjerat Ivan agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat. “Saya tidak takut dengan Anda. Saya sedang konsultasi dengan tim hukum saya. Kalau memungkinkan, saya akan buat laporan polisi agar ini jadi pelajaran bagi semua orang di Indonesia,” tegasnya.

John juga menolak upaya damai yang kabarnya diajukan oleh Ivan. "Saya dengar ada usaha damai, tapi tidak ada damai-damai. Ini adalah preseden buruk," ujarnya. Ia meminta perhatian dari Kapolda Jawa Timur, Irjen Imam Sugianto, agar tindakan arogansi seperti yang dilakukan Ivan dapat ditindak tegas tanpa harus menunggu laporan resmi. “Polisi punya kewenangan untuk bertindak langsung,” tambah John.

Ia menantang Ivan dan mempertanyakan sikap arogannya. “Emang uang kamu seberapa banyak? Siapa kamu? Pemimpin negara ini saja tidak ada yang arogan seperti kamu. Komnas Anak harus buka suara,” ujar John, menegaskan bahwa manusia tidak berhak bersikap sombong atau arogan. “Di atas langit masih ada langit, kamu siapa? Raja? Saya akan kawal kasus ini,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, menjelaskan kepolisian telah memulai penyelidikan sejak kasus ini mencuat pada 21 Oktober lalu. Polisi telah meminta keterangan dari beberapa saksi di lokasi kejadian, termasuk klarifikasi dari Ivan, serta memeriksa orang tua korban dan guru yang ada di tempat kejadian. Hingga saat ini, sudah ada sekitar delapan saksi yang diperiksa sejak 22 Oktober.

Kombes Dirmanto juga mengungkapkan kedua belah pihak telah melakukan perdamaian dan saling memaafkan setelah insiden tersebut.

Pengusaha Hiburan Malam

Ivan, seorang pengusaha hiburan malam di Surabaya, menjadi pusat perhatian publik setelah tersandung kasus yang melibatkan seorang siswa SMA. Ditengah kritik tajam dari warganet, Ivan Sugianto membantah tuduhan tersebut dan memberikan klarifikasi yang menimbulkan kontroversi.

Dalam video klarifikasi yang diunggah di akun X @neVerAl0nely, Ivan menegaskan bahwa insiden di SMAK Gloria 2 Surabaya telah disalahpahami oleh publik. "Kejadian tersebut tidak benar apa adanya," katanya, menambahkan bahwa banyak cerita yang beredar telah dilebih-lebihkan dan tidak sesuai fakta.

Kasus ini berawal saat E, siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, terlibat konflik dengan EL, anak Ivan, setelah E diduga mengejek rambut EL dengan sebutan "poodle" saat bermain basket. Tidak terima dengan ejekan tersebut, Ivan yang marah mendatangi E di sekolah dan, menurut akun X @faridhcrb, memaksa E untuk meminta maaf dengan cara yang tidak biasa—diduga menyuruhnya sujud dan menggonggong.

Selain itu, Ivan juga dikabarkan mengusulkan penyelesaian masalah ini dengan adu fisik antara anak-anak mereka. Insiden ini berdampak serius pada E dan keluarganya, terutama ibunya yang mengalami syok hingga pingsan dan harus dilarikan ke RS Mitra Keluarga akibat asma yang kambuh.

Setelah video insiden tersebut viral, Ivan berusaha meredakan situasi dengan mengunjungi orang tua E dan mengklaim telah mencapai kesepakatan damai, serta menyatakan bahwa tidak ada kontak fisik yang terjadi. "Saya dengan orang tua E tidak ada apa-apa, tidak ada kontak fisik," jelas Ivan, yang juga menyebut adanya surat pernyataan bermaterai yang menandai perdamaian mereka.

Meski begitu, publik tetap meragukan klaim Ivan, terutama karena video yang menunjukkan tindakan yang dianggap menghina. Kasus ini semakin menarik perhatian ketika diketahui bahwa Ivan adalah pengusaha dengan beberapa bisnis di Surabaya, termasuk diduga mengelola tempat hiburan malam bernama VALHALLA Spectaclub di Jl. Kombes Pol. Moh. Duryat. Kabar mengenai hubungan dekat Ivan dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Surabaya turut memicu spekulasi bahwa ia mungkin memiliki kekuatan untuk meredam kasus ini. (dan)

 

 

 

 


Berita Lainnya