Pemilu 2024

Suara Melonjak Tajam, Begini Alasan PSI Papua Barat

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
04 Maret 2024 14:30
Suara Melonjak Tajam, Begini Alasan PSI Papua Barat
Arsip foto - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (tengah) saat konferensi pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (16/2/2024). ANTARA/Fath Putra Mulya

JAKARTA - Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Papua Barat, Purwanto, menyatakan  pengaruh sang ketua umum, Kaesang Pangarep, atau yang dikenal sebagai "Kaesang effect," berdampak pada peningkatan perolehan suara di daerah, termasuk di Papua Barat, di mana PSI berhasil mendapatkan tujuh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

 "Ada 'Kaesang effect' di sini, tapi terutama semangat para caleg dan kepemimpinan PSI di daerah," kata Purwanto dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin. Menurutnya, sosok putra bungsu Presiden Joko Widodo itu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, caleg, dan kader PSI. Pengaruh Kaesang dinilai mampu meningkatkan semangat para kader dalam berkampanye, serta mendorong masyarakat untuk memberikan suaranya pada PSI.

 Purwanto menekankan  kondisi saat ini sangat berbeda dengan Pemilu 2019, di mana PSI tidak mendapatkan kursi DPRD karena perolehan suaranya tidak mencukupi. Namun, dengan hasil hitung cepat Komisi Pemilihan Umum (KPU), PSI berpotensi mendapatkan tujuh kursi.

"Di 2019, kami tidak mendapatkan kursi DPRD. Sekarang, kami berpotensi mendapatkan tujuh kursi di tingkat kabupaten dan bahkan provinsi," jelasnya. Purwanto mengungkapkan  tujuh kursi tersebut tersebar di Kaimana, Teluk Wondama, Pegunungan Arfak, Manokwari, Teluk Bintuni, dan Fak Fak. Dia juga menegaskan  pihaknya akan memobilisasi kader untuk mengawasi perolehan suara tersebut.

Dengan dukungan yang besar dari masyarakat, Purwanto memastikan  para kader dan caleg PSI akan bekerja keras untuk melayani masyarakat. Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menyatakan  penambahan suara selama rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 adalah hal yang wajar. Dia juga mengingatkan agar semua pihak tidak tendensius dalam menyikapi hal tersebut.

 "Penambahan suara termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah jika ada pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI di Jakarta, Sabtu (2/3/2024). (ant)

 


Berita Lainnya