Opini

Selamat Milad Presiden Prabowo, Berjuta Jiwa Anak Acungkan Bendera SOS

Oleh: Neno Warisman*

Neno Warisman — Satu Indonesia
17 Oktober 2024 08:00
Selamat Milad Presiden Prabowo, Berjuta Jiwa Anak Acungkan Bendera SOS
Neno Warisman dan Prabowo Subianto

JAKARTA - Hari ini, 17 Oktober 2024. Presiden Republik Indonesia terpilih, Jendral Purnawirawan  Prabowo Subianto berusia 73  tahun. Barakallahu fi umrik.

Usai mengadakan pertemuan dengan para calon pembantunya di Hambalang, Rabu 16 Oktober, sangat besar kemungkinan akan ada doa bersama di hari milad yang istimewa ini. Hanya tiga hari setelah milad ke-73, ini maka  beliau akan dilantik sebagai Presiden  Republik Indonesia ke-8 , pada tanggal 20 Oktober 2024. Tiga hari lagi.

Sebuah tanggal monumental bagi pribadi, keluarga dan partai Gerindra serta tentu saja bagi segenap anggota koalisi; KIM Plus dan bagi masyarakat Indonesia yang mendukung  dan mencintai beliau.

Galib dalam ritual keislaman, hadiah terbaik bagi seseorang yang memperingati hari kelahirannya adalah tabiat mulia,  mengingatkan hari kematian yang pasti datangnya bagi setiap makhluk bernyawa di bumi, Kullu nafsin dzaa iqotul maut.

Bagi Presiden terpilih yang baru saja akan melangkah menjalankan amanah konstitusi  (di antaranya menjaga kedaulatan negara, mengelola kekayaan negara untuk sebesar besar kemakmuran rakyat, menjamin hak- hak setiap warga negara dalam ranah hukum dan  ikut berperan aktif menjaga stabilitas perdamaian dunia , dst.), kita wajib mendoakan kesehatan beliau. Memohonkan dijaga  dari segala mara bahaya sehingga bersama seluruh orkestra kabinet pemerintahan 2024-2029 dapat memenuhi cita-cita keadilan  dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Doa itu panjang dan diaminkan semesta, insya Allah.

Tinggal sedikit saja lagi bagi Prabowo Subianto dan segenap. pembantu presiden yang dipilih dari putra-putra terbaik bangsa, ... ya tinggal sedikit saja lagi.  

Perihal kerentanan keluarga yang di dalamnya ada anak dan remaja. Hari.ini,  ibarat kita melihat puncak guning es di permukaan. Badan gunung es itu belum kita ketahui besarnya  dan tidak bisa diduga sedarurat apaka  keterpurukan moral dan mental anak dan remaja hari ini. Tapi bisa kita lihat pada banyak sekali data di masyarakat, bahwa keadaan moral dan mental mereka sudah pada tahap akut dan  berbahaya jika tidak segera dilakukan intervensi negara..

Kalau 10 tahunan lalu, ujung dari  kriminalitas seksual remaja adalah perkosaan. Pada 2023-2024 ini ujung dari kejahatan seksual oleh atau pada anak dan remaja. Sudah  bukan berujung pada gaya hidup bebas dan ugal-ugalan tetapi sudah pada tahap  pembunuhan. Dibunuh atau membunuh. Dicederai atau mencederai.  Dibully  atau membully, disodomi atau menyodomi, dst.

Sebuah organisasi bernama Bogor Family Center (BFC) mengumpulkan data kriminalitas dan seks yang terjadi pada anak dan remaja, baik sebagai korban atau pelaku. Ternyata  data-data yang dikumpulkan dari berita media dan medsos menunjukkan eskalasi yang sangat tinggi.

 

Kendali-.kendali  dan benteng- benteng moral  adat, latar pendidikan,  kekerabatan, juga agama, yang dulu  masih mampu menahan laju degradasi,  kini telah roboh dan lantak.

Setiap hari dari berbagai belahan dan pelosok daerah di berbagai provinsi sampai kecamatan, kelurahan, RW dan RT, terus meruyak berita-berita terkait dengan perilaku jiwa yang tidak sehat, baik terhadap anak dan remaja  (oleh orang dewasa sekitar atau sebaya mereka) maupun oleh anak dan remaja itu pada sebaya atau pada bocah kecil mulai SD sampai pun balita.

Yayasan Kita dan Buah Hati yang dipimpin oleh Psikolog Elly Risman Musa dan banyak lembaga dan komunitas penyantun keluarga  telah menemukan sinyal keras akan datangnya badai kejahatan seksual dan kriminal pada anak dan remaja sejak 2004. Hasil penelitiannya juga membuktikan terjadi kerusakan pada wilayah-wilayah (lobus) otak mereka yang diakibatkan oleh banyak faktor. Di antaranya kecanduan pada seks di gawai-gawai yang mereka dapatkan dengan mudah sebagai fasilitas dari orang tua. Elly Risman mengatakan, "Kebakaran itu terjadi di kedua telapak tangan kita , para orang tua. "

Sudah 20 tahun pemerintah diingatkan bahwa kondisi anak dan remaja dalam bahaya.

Tapi , itulah.

Nasib generasi penerus dianggap selesai jika nilai di rapornya baik.  Sementara badai teknologi merangsek mereka dimulai sejak 20 tahun silam. Dan setelah 20 tahun , kita panen perilaku menyimpang. Bukan hanya dari anak dan remaja pengguna gadget, tapi juga dari para orang dewasa yang berada di sekitar anak dan remaja.

Sebuah video viral di medsos, anak SMP dan SMA di Demak, berhubungan badan ditonton dan direkam oleh teman temannya sambil tertawa-tawa. Video viral lain, penyundutan rokok dan pemberian minuman keras pada sekelompok remaja perempuan berseragam sekolah kepada seorang anak perempuan yang duduk tanpa daya, dijambak, disundut rokok pada bagian wajahnya. video viral lain lagi,  seorang remaja membunuh ibu kandungnya di teras depan rumahnya. Dan masih sangat banyak bukti kerusakan moral dan mental yang terjadi pada anak dan remaja.

Kasus demi kasus  terus mengoyak rasa kemanusiaan kita yang luluh lantak. Beberapa di antaranya  diangkat di layar kaca seperti kasus Aqila, dan kasus- kasus sebelum dan sesudah Aqila. Dan itu semua  hanyalah  sebagian kecil saja dari badan gunung es yang belum kita ketahui secara persis.... gerangan apakah yang bisa kita harapkan dari masa depan Indonesia. Sedangkan pemegang tongkat estafetnya sedang berada dalam kondisi sangat darurat.

Solusinya bukan sekedar menangkap  para pelaku kejahatan pada dan oleh anak dan remaja. Bukan mengeluarkan mereka dari sekolah. Bukan menyerahkan mereka ke Pondok pesantren. Bukan itu.

Jangan begitu terus menanganinya.

Kita harus berpikir  dan  segera. Melakukan rekonstruksi di berbagai kebijakan yang harus berpihak pada kepentingam anak dan remaja di masa depan.

Pemerintah dan seluruh jajaran harus. serempak membunyikan alarm sinyal darurat, dan segera melakukan kurasi dan prevensi secara  multidimensional dalam kerja lintas disiplin di masing-masing kementerian terkait.  Di antaranya Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian Kominfo, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Kebudayaan.

Saya tahu ini pemikiran utopis. Saya sadar bahwa saya hanya berteriak di dalam sebuah gua yang terpencil jauh. Tapi saya adalah seorang ibu dan nenek yang merasakan betapa hancur hati kita saat anak- anak yang  kita lahirkan  mati sia-sia karena keabaian ayah dan ibu pemerintahnya yang terlalu asyik bermain partai-partaian dan bermain kekuasaan, tanpa menyadari perahu besar masa depan generasi anak dan remaja kita telah patah pinggang, dan sebagian geladaknya telah terjungkir di lautan membawa sebagian nyawa dan jiwa anak dan remaja yang berteriak - teriak memanggil-manggil kita para orang tua. Namun kita terlalu sibuk mengatur pesta.

Hari ini 17 Oktober 2024

Bersama saya, ada berjuta jiwa anak dan remaja yang telah mengacungkan bendera SOS tanda bahaya.

Apakah Presiden terpilih Prabowo dan segenap pembantu baru,  yang akan dilantik, telah melihat dengan mata batin yang benderang? Tentang betapa banyak kuburan yang harus digali atas nama anak dan remaja atas kematian masa depan mereka di depan mata telanjang kita?

Sebuah hadiah ulang tahun bagi seorang raja  ksatria bukanlah kereta kencana bertahtakan permata. Tapi adalah isi hati rakyat yang didengarkan sungguh-sungguh dengan derai air mata cinta dan rasa takut pada Tuhan akan amanat yang diemban jika tak dijalankan. (*penulis adalah aktivis sosial dan budayawan)


Berita Lainnya