Daerah
Sawah Diterjang Banjir, Petani Demak Terima Klaim Asuransi
DEMAK - Sejumlah petani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang tanaman padinya rusak akibat tergenang banjir, mendapatkan klaim asuransi untuk tahap pertama sebesar Rp552 juta.
"Dari jumlah klaim tersebut, luas lahan yang terkena dampak mencapai sekitar 92 hektare yang tersebar di berbagai daerah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Agus Herawan, di Demak, Kamis. Agus mengungkapkan bahwa meskipun luas lahan yang tergenang dan rusak mencapai ribuan hektare, namun hanya sebagian yang ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), dengan luas areal terdampak banjir yang tercatat hanya sekitar 427,85 hektare.
Penyerahan klaim asuransi untuk tanaman padi yang rusak akibat banjir dilakukan secara bertahap. Sebelumnya, klaim sebesar Rp150 juta telah diserahkan secara simbolis saat kunjungan Kementerian Pertanian di Demak untuk lahan seluas 25 hektare. Selanjutnya, tahap berikutnya untuk lahan seluas 67 hektare dengan nilai klaim sebesar Rp402 juta. Kelompok tani sudah melakukan tanda tangan kuitansi klaim, namun masih menunggu pencairannya.
Dinas Pertanian Demak mencatat total lahan tanaman padi yang terdampak banjir pada Februari 2024 mencapai 3.280 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan. Sementara itu, lahan yang mengalami rusak total (puso) seluas 2.082 hektare. Lahan tanaman padi yang rusak total tersebar di delapan kecamatan, antara lain Kebonagung, Wonosalam, Dempet, Karangawen, Guntur, Karanganyar, Mranggen, dan Gajah. Sedangkan lahan tergenang banjir tersebar di sembilan kecamatan, mulai dari Kebonagung, Wonosalam, Dempet, Karangangawen, Mranggen, Guntur, Karanganyar, Gajah, hingga Mijen.
Kecamatan Karanganyar merupakan salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan luas tanaman padi yang kebanjiran mencapai 1.556 hektare yang semuanya rusak total. Bantuan yang diupayakan dari pusat, antara lain bantuan bibit tanaman padi, pupuk, hingga alat dan mesin pertanian. Bantuan yang telah diterima meliputi bibit padi sebanyak 8 ton, pupuk urea non-subsidi 32,5 ton, mesin pemanen 10 unit, mesin traktor roda empat dua unit, dan mesin traktor roda dua dua unit.
Selain itu, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) di 10 titik karena banyak yang rusak akibat banjir.