Daerah

Rajin "Tobatkan Teroris", Gubernur Jambi Dapat Penghargaan dari Densus 88 

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
14 Mei 2024 12:30
Rajin "Tobatkan Teroris", Gubernur Jambi Dapat Penghargaan dari Densus 88 
Gubernur Jambi Al Haris menerima langsung penghargaan dari Densus 88, Senin (13/5/2024).

JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris, menerima penghargaan dari Detasemen Khusus (Densus) 88 atas peran dan dukungannya dalam pencegahan terorisme dan deradikalisasi mantan narapidana teroris (napiter).

"Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi dari Densus 88. Ke depan, kita perlu waspada karena Jambi, yang terletak di tengah-tengah Pulau Sumatera, bisa menjadi tempat bagi kelompok yang berniat merusak NKRI," kata Gubernur Jambi, Al Haris, dalam keterangannya di Jambi, Senin. Haris menegaskan bahwa pengawasan terhadap pintu keluar masuk Provinsi Jambi harus terus ditingkatkan.

"Jambi ini menerima tamu dengan ramah, dan masjid-masjid terbuka lebar. Ini perlu kita awasi dengan baik," tambahnya. Penghargaan tersebut diberikan atas peran serta dan dukungan dalam pencegahan tindak pidana terorisme serta program deradikalisasi terhadap mantan napiter beserta keluarganya di Provinsi Jambi. Penghargaan diserahkan langsung oleh Kasatgaswil Jambi Densus 88, AKBP Beri Diatra.

Haris menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi merasakan kehadiran Densus 88 yang memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat. Menurutnya, Densus 88 telah menunjukkan kinerja yang baik dengan bekerja cepat serta menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik. Dia juga menyampaikan bahwa baru-baru ini, dirinya bersama Kapolda Jambi menyaksikan langsung proses lepas baiat dan ikrar setia kepada NKRI oleh jaringan Jamaah Ansharu Syariah dan mantan napiter di Kabupaten Batanghari.

Proses ini, katanya, adalah langkah proteksi preventif dari Densus 88 untuk menjamin keamanan masyarakat. Haris berpesan kepada generasi muda untuk tetap semangat dalam berkreativitas sambil menjunjung tinggi ideologi dan kesetiaan kepada NKRI. "Anak-anak bangsa di Jambi boleh beraktivitas, tapi dalam konteks bahwa mereka adalah warga negara Indonesia yang mengakui bahwa Indonesia adalah negara mereka dan tidak menjadi teroris atau orang yang tidak mengakui Indonesia," tegas Haris. (ant)
 
 


Berita Lainnya