Daerah

Petani Sleman Ingin Ada Pupuk Bersubsidi Untuk Hortikultura

Redaksi — Satu Indonesia
13 November 2023 11:22
Petani Sleman Ingin Ada Pupuk Bersubsidi Untuk Hortikultura
Ketua Kelompok Tani Sedya Maju, Padukuhan Juwangen, Purwomartani, Kalasan Juwadi (paling kiri) saat menerima kunjungan lapangan anggota Ombudmans RI Yeka Hendra Fatika, Jumat (10/11/2023). (Foto: ANTARA)

SLEMAN - Petani di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi khusus untuk tanaman hortikultura, mengingat bahwa lahan pertanian mereka tidak selalu cocok untuk penanaman padi sepanjang tahun.

Ketua Kelompok Tani Sedya Maju, Padukuhan Juwangen, Purwomartani, Kalasan, Juwadi, mengungkapkan, "Selama ini, pupuk bersubsidi untuk tanaman padi sudah tersedia dan distribusinya cukup lancar. Namun, selama satu tahun, lahan pertanian tidak selalu dapat ditanami padi, terutama selama musim kemarau. Oleh karena itu, kami hanya bisa menanam tanaman hortikultura."

Juwadi menjelaskan bahwa ketika musim kemarau tiba dan pasokan air berkurang, para petani beralih menanam jenis hortikultura yang membutuhkan pasokan air yang lebih sedikit dalam proses penanaman hingga panen. "Ketika kemarau dan pasokan air terbatas, lahan kami ditanami dengan tanaman hortikultura seperti cabai, kacang tanah, terong, dan berbagai jenis sayuran lainnya," ujarnya.

Meskipun demikian, Juwadi menyampaikan bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik dari tanaman hortikultura, pupuk tambahan juga diperlukan. Namun, sayangnya, pupuk untuk tanaman hortikultura tidak mendapatkan subsidi. "Pupuk hortikultura memiliki harga yang cukup mahal, sehingga kami berharap adanya pupuk bersubsidi khusus untuk tanaman hortikultura," tambahnya.

Selama ini, kelompok tani hanya mengandalkan pupuk buatan sendiri dari kotoran hewan (kohe) dan pupuk kompos dedaunan untuk menanam tanaman hortikultura. Namun, hasilnya seringkali tidak maksimal. Selain itu, Juwadi juga menyoroti masalah irigasi yang mempengaruhi pertanian dan perikanan di daerah tersebut.

"Kami mendukung pembudidaya ikan, tetapi terdapat kejadian di mana air irigasi pertanian yang dialirkan dari bendungan sungai untuk mengairi kolam ikan tidak dikembalikan ke aliran irigasi pertanian. Hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan air pertanian," paparnya.

Juwadi berharap agar pemerintah setempat memfasilitasi musyawarah antara petani sawah dan pembudidaya ikan guna mencari solusi terhadap permasalahan irigasi. "Kami meminta arahan terbaik terkait air irigasi agar bermanfaat bagi semua pihak," pungkasnya.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo, Kelurahan Tirtomartani, Kalasan, Janu Riyanto, yang juga berharap adanya bantuan pupuk bersubsidi khusus untuk tanaman hortikultura. Riyanto juga menginginkan kemudahan dan mekanisme yang lebih sederhana dalam penebusan pupuk bersubsidi. "Kami berharap proses penebusan lebih mudah, misalnya dengan pembelian langsung menggunakan uang tunai dan sebagainya," tutupnya. (ant)


Berita Lainnya