Pemilu 2024
Pemilu 2024 Krisis Informasi Caleg
Gagal Sampaikan Visi, Misi, dan Rekam Jejak
SURABAYA - Lembaga riset independen Kolokium.id menyatakan adanya krisis informasi di kalangan anak muda terkait rekam jejak dan visi misi calon legislatif (caleg) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ketua Peneliti Kolokium.id Suko Widodo, menyebut fokus Pemilu 2024 pada pemilihan presiden membuat anak muda kehilangan pemahaman mendalam mengenai caleg.
Suko menyatakan, "Para caleg inilah yang sebenarnya memiliki peran krusial dalam membuat undang-undang dan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari."
Hasil riset Kolokium.id menunjukkan 81,7 persen anak muda menilai visi misi caleg sebagai faktor utama dalam menentukan pilihan politik, sementara 72,1 persen menyatakan rekam jejak tokoh politik mempengaruhi keputusan politik mereka.
Menanggapi hal ini, Suko mengkritik banyak caleg yang gagal menyampaikan visi, misi, dan rekam jejak mereka secara terbuka, yang menjadi penyebab anak muda mengalami krisis informasi dalam memilih wakil di legislatif.
Dalam era digital ini, Suko menekankan caleg memiliki kesempatan untuk berkomunikasi lebih aktif dengan pemilih potensial melalui media sosial. Kampanye yang transparan dan informatif dianggap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pemilih, terutama generasi muda yang aktif di dunia maya.
Sementara itu, Suko juga menyoroti peran organisasi masyarakat sipil dan lembaga riset dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas dari para caleg. Dalam situasi di mana informasi menjadi kunci dalam pengambilan keputusan politik, peran media massa dan masyarakat dianggap sangat vital untuk mendukung proses demokrasi.
Riset Kolokium.id juga menunjukkan bahwa media digital, khususnya media sosial, menjadi sumber informasi utama bagi anak muda, mencapai 74 persen. Sementara penggunaan media konvensional seperti baliho tidak lagi diminati oleh anak muda.
Suko menyarankan perubahan strategi kampanye, dengan caleg memanfaatkan media sosial secara efektif sebagai alat kampanye, bukan hanya sebagai salinan informasi dari baliho ke media sosial. Dalam menghadapi keterbatasan akses informasi, terutama terkait visi, misi, dan rekam jejak caleg, Suko menegaskan perlunya perubahan pendekatan dalam kontestasi politik.
Untuk mengatasi krisis informasi, Suko mengajak pada upaya bersama dari pihak berwenang, masyarakat sipil, dan media, guna memastikan keberlangsungan demokrasi yang sehat dan informasional. Pemilu 2024 dijadwalkan serentak pada tanggal 14 Februari 2024, melibatkan 18 partai politik nasional dan enam partai politik lokal. (ant)