Pemilu 2024

Pakar Yakini Sesuatu yang Mengejutkan dari Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
19 Februari 2024 20:00
Pakar Yakini Sesuatu yang Mengejutkan dari Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh
Presiden Joko Widodo (kiri) berdialog dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11/2016).

JAKARTA - Pakar Politik dari Universitas Andalas Padang, Asrinaldi, menganggap pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bukanlah pertanda bahwa NasDem akan bergabung ke dalam koalisi Prabowo-Gibran.

"Saya memahami pertemuan ini bukan dalam konteks koalisi, ini lebih kepada konteks hasil pemilu yang sekarang sedang dihitung," kata Asrinaldi saat dihubungi dari Jakarta, Senin. Menurut Asrinaldi, pertemuan tersebut lebih membahas soal proses pemilu dari mulai pemungutan hingga penghitungan suara di daerah.

Hal tersebut dibahas, lanjut Asrinaldi, karena pemerintah, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU), masih terkendala melakukan penghitungan di beberapa daerah. "Saya yakin itu yang dibicarakan. Artinya bahwa jangan ini jadi gugatan, konflik, atau sengketa," ucapnya.

Terkait sikap politik NasDem, dia yakin partai besutan Surya Paloh masih kokoh berada di barisan oposisi bersama partai pendukung 03. Dia menilai NasDem dan partai di luar koalisi 02 harus memainkan peran sebagai oposisi agar pemerintahan menjadi seimbang. Dengan seimbangnya pemerintahan, dia yakin oposisi akan dengan mudah mengawasi partai koalisi yang berada di pemerintah. Dengan demikian, proses demokrasi antara oposisi dan koalisi akan berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Jokowi memanggil Surya Paloh ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2/2024) petang. "Dipanggil Pak Presiden," kata Politisi NasDem Ahmad Sahroni dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Minggu. Menurut Sahroni pertemuan itu bersifat silaturahim yang biasa dilakukan. "Silaturahim biasa saja," ujarnya.

Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu. Pertemuan ini diduga pertama kali dilakukan Jokowi dengan Surya Paloh usai penyelenggaraan Pemilu 2024. Adapun berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA, Surya Paloh sebelumnya mengadakan pertemuan dengan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan pada Jumat (16/2/2024). Anies mengatakan pertemuannya dengan Surya Paloh untuk membahas fakta-fakta terkait Pemilu.

"Kami diskusi tentang perkembangan, saling mencocokkan pandangan," katanya. Selain itu, Surya Paloh juga sebelumnya mengatakan bahwa kemungkinan dalam waktu dekat dirinya akan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk membahas perkembangan Pemilihan Umum Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu dikatakannya usai menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di TPS Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024). Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.

Partai politik nasional yang mengikuti pemilu tersebut antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, Partai Garuda, dan Partai Ummat.

Selain itu, terdapat juga partai politik lokal yang menjadi peserta, seperti Partai Aceh, Partai Nanggroe Aceh Darussalam (PNA), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dan Partai Persatuan Dayak (PPD). Untuk pemilihan presiden dan wakil presiden diikuti oleh tiga pasangan, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024. (ant)


Berita Lainnya