Bisnis

Misim Serangan Siber, VIDA Amankan Fintech Syariah Pakai AI

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
30 Juni 2024 14:00
Misim Serangan Siber, VIDA Amankan Fintech Syariah Pakai AI
VIDA terapkan Deepfake Shield menjaga keamanan digital pada industri fintech Syariah dalam melindungi serangan deepfake.

JAKARTA - Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), VIDA, telah menghadirkan solusi terbaru bernama VIDA Deepfake Shield menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk membantu institusi fintech syariah dalam memerangi penipuan deepfake dengan efektif.

Ahmad Taufik, SVP Product VIDA, menyampaikan pentingnya langkah-langkah keamanan siber dalam transaksi digital untuk menjaga kepercayaan nasabah, khususnya dalam menghadapi berbagai serangan siber di sektor fintech syariah. 

Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan pangsa pasar teknologi finansial (fintech) syariah terbesar di dunia, setelah Uni Emirat Arab. Proyeksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan pangsa pasar bank syariah dapat mencapai 18 persen pada tahun 2028. Peta Jalan Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027 yang dicanangkan OJK mencakup akselerasi digitalisasi perbankan syariah dengan fokus pada peningkatan keamanan teknologi informasi (TI) dan perlindungan data pribadi nasabah. Meskipun demikian, ancaman terhadap keamanan masih tetap ada.

Menurut laporan Kaspersky, selama Januari hingga Maret tahun ini, lebih dari 5,8 juta ancaman online berhasil diblokir. Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat lebih dari 204 juta serangan siber terjadi di Indonesia hanya dalam enam bulan pertama tahun 2023, dengan sektor keuangan menjadi salah satu yang paling banyak diserang.

OJK bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) telah meluncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) untuk membangun kepercayaan masyarakat. Ahmad juga menyoroti ancaman baru dari teknologi deepfake yang dapat mengelabui sistem keamanan biometrik, termasuk pengenalan wajah untuk verifikasi identitas. Kasus penipuan baru-baru ini di Hongkong mengindikasikan kerugian besar akibat deepfake dalam transaksi perbankan.

Dengan VIDA Deepfake Shield, institusi fintech syariah dapat memperkuat pertahanan mereka terhadap serangan deepfake. Solusi ini menggunakan AI untuk menganalisis dan memverifikasi keaslian identitas dengan cepat, serta memastikan keamanan perangkat dan kamera yang digunakan oleh pengguna.

Menurut laporan Whitepaper VIDA, kasus penipuan deepfake telah mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2017 hingga 2019, menunjukkan perlunya solusi yang tangguh dalam melawan teknologi ini untuk memastikan keamanan dan kepercayaan dalam ekosistem keuangan digital syariah. (ant)
 
 


Berita Lainnya