Daerah
Mahasiswa dan Dosen Salat Jenazah: Inalillahi telah Meninggal Dunia Hati Nurani Jokowi
JAKARTA : Puluhan mahasiswa dan dosen dari 25 organisasi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat NTB Menggugat menggelar aksi demonstrasi di Kota Mataram, tepatnya di Jalan Simpang Empat Bank Indonesia NTB, pada Jumat (9/2/2024). Mereka melakukan salat Jenazah di jalan sebagai simbol matinya demokrasi.
Para mahasiswa menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya. Mereka menilai Jokowi telah melakukan campur tangan dalam pencalonan putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Taufan, seorang dosen dari Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (Fishipol) Universitas Mataram, mengatakan bahwa pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres melanggar hukum. Menurutnya, Mantan Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran etik berat dengan mengeluarkan putusan MKMK nomor: 2/MKMK/L/11/2023 terkait batas usia minimum calon presiden.
"Dalam aksi tersebut, puluhan mahasiswa melakukan aksi nyeleneh. Para mahasiswa melaksanakan salat Jenazah di tengah jalan tepat di simpang empat Bank Indonesia di Kota Mataram," katanya.
Salat Jenazah dilakukan sebagai ilustrasi kematian rezim Presiden Jokowi dan kematian demokrasi di Indonesia. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Mataram, Herianto, memimpin langsung salat Jenazah.
"Innalilahi wainnailaihirojiun. Telah meninggal dunia hati nurani Jokowi yang mematikan demokrasi bangsa kita," kata Herianto seusai aksi salat Jenazah.
Dalam aksi tersebut, Herianto juga meminta para mahasiswa membaca sumpah mahasiswa yang narasinya ditambah. "Pantauan detikBali, hingga pukul 17.50 Wita, puluhan mahasiswa terus melakukan orasi meski hujan turun mengguyur Kota Mataram." (dbs)