Pemilu 2024

Konten Politik Hoaks Tak Laku di Kalangan Milenial

Di Pemilu 20219 Lebih Banyak

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
03 Februari 2024 13:30
Konten Politik Hoaks Tak Laku di Kalangan Milenial
Warga memeriksa kebenaran informasi melalui laman antihoaks Kemenkominfo di Senayan, Jakarta, Kamis (4/12024).

JAKARTA - Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, menyampaikan kritis anak muda turut membantu mengurangi penyebaran hoaks terkait Pemilu 2024 di ruang digital.

"Anak muda, yang merupakan pemilih terbanyak dengan porsi 56,4 persen, cenderung kritis dan tidak suka menyebarkan hoaks. Hal ini mengakibatkan penurunan hoaks, karena mereka tidak mendistribusikan informasi yang tidak benar," ujar Usman.

Pemilih muda dalam Pemilu 2024 melibatkan generasi milenial (kelahiran 1981 hingga 1996) dan generasi Z (kelahiran 1997 sampai 2012), masing-masing menyumbang 33,6 persen dan 22,8 persen dari total pemilih.

Usman menyatakan penurunan hoaks di ruang digital selama Pemilu 2024 juga dapat diatribusikan kepada program literasi digital yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam program tersebut, dilakukan kampanye publik dengan tema "Pemilu Damai" untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap informasi di ruang digital menjelang Pemilu 2024.

"Kampanye Pemilu Damai termasuk dalam literasi digital, khususnya dalam mencegah penyebaran hoaks. Hal ini merupakan salah satu faktor yang berkontribusi," ungkap Usman.

Peningkatan literasi digital secara nasional juga dianggap berperan dalam mengurangi penyebaran hoaks. Survei Indeks Literasi Digital tahun 2022 menunjukkan Indonesia memiliki indeks literasi digital sebesar 3,54, meningkat dari 3,49 pada tahun 2021.

Usman menjelaskan masa kampanye yang lebih pendek pada Pemilu 2024 juga memiliki dampak terhadap penurunan penyebaran hoaks terkait pemilu. Periode kampanye dimulai dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, lebih singkat dibandingkan Pemilu 2019 yang memiliki periode kampanye selama delapan bulan.

"Hoaks politik cenderung muncul dan menyebar luas selama masa kampanye. Dengan masa kampanye yang lebih singkat, ruang gerak hoaks dapat berkurang," kata Usman.

Sebagai persiapan menjelang Pemilu 2024, dari Juli 2023 hingga Januari 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika berhasil mengidentifikasi 195 isu hoaks terkait pemilu. Jumlah temuan hoaks tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan Pemilu 2019 yang mencatat 276 isu hoaks selama periode Agustus 2018 hingga Januari 2019, menurut data kementerian. (ant)


Berita Lainnya