Pemilu 2024

HNW Imbau Masyarakat Memilih Calon Pemimpin Sesuai Pilihan Hati

Redaksi — Satu Indonesia
20 Oktober 2023 23:24
HNW Imbau Masyarakat Memilih Calon Pemimpin Sesuai Pilihan Hati
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/10/2023). (Foto: ANTARA)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengimbau masyarakat untuk memilih calon pemimpin sesuai dengan pilihan hati, dan tidak mudah terpengaruh oleh pilihan orang lain. 

"Yang jelas rakyat harus ingat bahwa pemilik kedaulatan itu adalah anda wahai rakyat," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/10/23). 

HNW juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh hasil survei, karena survei belum tentu merepresentasikan hasil suara secara riil pada saat pemilu berlangsung. 

"Jangan ter-framing seolah itu hasil pemilu, itu baru hasil survei," tambah dia.

HNW menilai adanya survei dan polling merupakan dinamika dari pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

"Jumlah pemilih ada lebih dari 170 juta orang, jadi tidak boleh disabotase kedaulatannya melalui berbagai survei sehingga rakyat hilang kesehatan dan kedaulatannya untuk memilih," tuturnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghimbau masyarakat tak mudah terprovokasi kabar bohong atau hoax terkait pendaftaran bakal pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang dijadwalkan pada tanggal 19-25 November 2023. 

"Sekarang di era post-truth, orang mudah sekali terprovokasi dengan hal-hal yang sekiranya tidak faktual, aktual, bahkan direkayasa," kata Anggota KPU RI Idham Holik (13/10). 

Dalam menggunakan kebebasan berekspresi, lanjut Idham, masyarakat Indonesia perlu mengedepankan etika berbangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. 

"Jadi, kebebasan berekspresi yang etis; karena selama ini di beberapa tempat, tidak hanya di Indonesia, kalau sudah kebebasan berekspresi tidak etis, maka akan memunculkan konflik," jelasnya.

 Dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan adu domba yang sengaja dilakukan oleh sejumlah oknum, mengingat pemilu cukup rentan dengan disintegrasi.(ant)


Berita Lainnya