Pemilu 2024
Ganjar Ingin Beli Alutsista Produksi Dalam Negeri
Beli Alutsista untuk Investasi
JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, dalam debat capres III menginginkan pembelian alutsista produksi dalam negeri. Untuk itu dirinya menegaskan kenaikan anggaran pertahanan menjadi 1 hingga 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan suatu keharusan.
Dalam debat ketiga antara calon presiden di Istora Senayan, Jakarta, Ganjar menyatakan alokasi 1 hingga 2 persen dari PDB adalah suatu keharusan untuk memperkuat pertahanan. "Anggaran pertahanan saat ini baru mencapai 0,78 persen dari PDB, yang menurutnya belum mencapai tingkat ideal," ungkap Ganjar, Minggu (7/1/2024).
Di debat capres III itu ia juga menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen per tahun adalah sebuah kewajiban. Ganjar menyatakan bahwa langkah-langkah ini diperlukan sebagai solusi untuk mengatasi ketertinggalan terkait rencana strategis kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF), yang diperkirakan tidak akan mencapai target pada 2024.
Oleh karena itu, Ganjar menganggap pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus dianggap sebagai investasi. Dalam acara debat capres III itu Ganjar mengatakan dengan membeli alutsista sebagai investasi, termasuk tank, helikopter, frigat, dan sistem elektronik, Indonesia dapat mengoptimalkan produksinya di perusahaan-perusahaan dalam negeri seperti PT Pindad, PT DI, PT PAL, dan PT LEN. Dengan langkah ini, Ganjar yakin bahwa Indonesia dapat mencapai tujuan dari Minimum Essential Force-nya.
Ganjar menegaskan pembelian alutsista sebagai investasi juga diperlukan agar pertahanan Indonesia tidak mengalami kemunduran. Ia menyatakan kekhawatirannya tanpa upaya yang optimal, pertahanan Indonesia akan terkendala dalam mencapai tujuannya pada 2024, dan ini dapat menyulitkan situasi.
Ganjar berpendapat Indonesia perlu memiliki garda samudra untuk mengawal dan mempertahankan kedaulatan, serta membangun pertahanan yang tangguh.(ant)