Daerah

Dituduh Lesbian, Dua Siswi MTS Dikeluarkan dari Sekolah

Surahman Suryatmaja — Satu Indonesia
07 Juli 2023 19:37
Dituduh Lesbian, Dua Siswi MTS Dikeluarkan dari Sekolah

PURBALINGGA - Dua siswi kelas 8 sebuah MTS di Purbalingga tiba-tiba dikeluarkan dari sekolahnya, dengan tuduhan lesbian. Dasar tuduhan yang dilayangkan kepala sekolahnya hanyalah status di media sosial, dengan postingan foto kedua anak sedang berpelukan disertai kalimat,”bestie….aku ingin selalu bersama mu.”

Kejadian ini sebenarnya berlangsung April 2023 lalu. Namun pemecatannya baru terungkap sekarang, setelah Dewi, ibu salah seorang anak yang dipecat menangis-nangis karena tak ada satupun sekolah yang bersedia menerima anaknya untuk bersekolah. 

Status media sosial kedua siswi ini sebelumnya memang sempat jadi perbincangan teman-teman sekelasnya, yang berujung kepada pemanggilan kedua orangtuanya, oleh guru Bimbingan Konseling sekolah tersebut. Setelah diberi penjelasan oleh guru BK sekolah, kedua siswi dinyatakan diberhentikan dari sekolah. Keputusan ini tentu membuat kaget kedua orangtua. 

Karena tiba-tiba dikeluarkan hanya karena unggahan di medsos dengan tuduhan lesbian yang belum tentu kebenarannya, orangtua siswa pun kaget bukan kepalang. Bahkan, setelah tiga bulan mencari sekolah pengganti, tak satupun sekolah menerimanya. 

“Saya bingung, Mas. Masalah foto begitu, tiba-tiba dikeluarkan dari sekolah. Bukannya dibina, kok malah dikeluarkan?! Saya bingung mau cari sekolah kemana?” kata Dewi, ibu salah seorang siswi yang dipecat kepada satuindonesia.co, Jumat (7/7/2023). 

Kesedihan Dewi semakin menjadi-jadi, karena tak satupun sekolah yang ia datangi untuk mendaftar, semuanya menolak. “Mau sekolah dimana anak saya?” tanya Dewi sambil menangis. 

Satuindonesia.co yang menguhubungi Kepala sekolah membenarkan masalah itu. Disebutkan, keduanya terpaksa dikeluarkan dari sekolah, karena dikhawatirkan perilakunya menular kepada siswa lain. “Iya benar, mereka kami keluarkan dari sekolah. Bisa menular ke siswi yang lain,” tegas Siswogo, sang kepala sekolah. 

Terpisah, Ali Sudarmo, tokoh Muhammadiyah Purbalingga yang dihubungi satuindonesia.co mengaku kecewa dengan keputusan MTS yang mengeluarkan kedua siswinya, hanya karena status medsos yang masih perlu diuji kebenarannya. Kalaupun betul salah, jalan keluarnya bukanlah dikeluarkan, namun dibina oleh sekolah. 

“Tidak sepatutnya sekolah mengeluarkan kedua anak itu. Kalaupun betul tuduhan  keduanya lesbian, hendaknya sekolah berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk secara sinergi mengawasi keduanya agar selalu dalam pengawasan pihak sekolah dan orang tua. Bukan dikeluarkan begitu,” tegas Ali Sudarmo. (*)


Berita Lainnya