Pemilu 2024
"Cawe-Cawe" Jokowi Tingkatkan Elektabilitas Prabowo-Gibran
Hasil Survei Ipsos
JAKARTA - Pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam, mengungkapkan dampak "cawe-cawe" Joko Widodo semakin mempengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
"Pada Pilpres kali ini, pengaruh Jokowi semakin terlihat karena terbukti elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami peningkatan," ujar Arif saat menyajikan hasil survei Ipsos di Jakarta pada Rabu (10/1/2023).
Berdasarkan survei tatap muka yang dilakukan oleh Lembaga riset internasional Ipsos Affairs pada periode 27 Desember hingga 5 Januari 2024, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran naik dari 42,66 persen menjadi 48,05 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin cenderung stagnan, dari 22,14 persen menjadi 22,80 persen.
Arif menyatakan pasangan Ganjar-Mahfud mengalami penurunan dari 22,95 persen menjadi 18,35 persen, sementara mereka yang belum memutuskan pilihan berada pada angka 11,80 persen.
Peningkatan persentase elektoral Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dianggap oleh Arif sebagai hasil dari efek positif dari Presiden Joko Widodo, khususnya dukungan yang semakin besar dari pemilih Jokowi-Ma'ruf pada pemilu 2019 terhadap pasangan calon nomor urut dua.
Arif menjelaskan bahwa Prabowo-Gibran dianggap sebagai pasangan calon yang berpotensi melanjutkan program-program yang telah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Ia menyebut bahwa kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, dari 65 persen di bulan November menjadi 74 persen di bulan Desember, memberikan dampak positif pada elektabilitas paslon yang dianggap melanjutkan program tersebut.
Survei multistage random sampling yang melibatkan 2000 responden juga menunjukkan bahwa soliditas dukungan untuk pasangan Prabowo-Gibran merupakan yang tertinggi, dengan hanya 13 persen pendukung yang masih dapat berubah. Sementara itu, pasangan AMIN memiliki 15 persen pendukung yang dapat berpindah ke pasangan calon lain, dan pemilih paslon Ganjar-Mahfud memiliki 20 persen yang masih dapat bergeser.
Selain elektabilitas pasangan calon presiden, survei di 34 provinsi tersebut juga mengungkapkan data mengejutkan di mana Gerindra menempati posisi teratas dengan 27 persen, menggeser PDI Perjuangan yang berada di posisi kedua dengan 21 persen. Posisi selanjutnya diisi oleh Golkar (8 persen), PKB (7 persen), PKS (7 persen), Nasdem (6 persen), PAN (4 persen), dan Demokrat (3 persen).
PPP dan PSI dinilai belum aman karena mengalami penurunan dari survei sebelumnya. Ipsos, sebagai lembaga riset internasional berpengalaman, beroperasi di 90 negara, termasuk Indonesia, dan dikenal melakukan riset pasar serta riset sosial politik.(ant)