Opini

Anies Vs RK di Jakarta, Ilham Habibie Peluang di Jabar

Oleh: Musni Umar*

Musni Umar — Satu Indonesia
03 Agustus 2024 18:30
Anies Vs RK di Jakarta, Ilham Habibie Peluang di Jabar

JAKARTA - Partai Golongan Karya (Golkar) telah mengeluarkan rekomendasi untuk mengusung Dedi Mulyadi, kader Gerindra di Pilgub Jawa Barat. Padahal berbagai hasil survei, Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat,  elektabilitasnya tertinggi di Jawa Barat dan berpeluang besar untuk menang dalam pemilihan kepala Daerah serentak di Jawa Barat.

Akan tetapi, Partai Golongan Karya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) harus menerima realitas politik bahwa penguasa politik menghendaki Ridwan Kamil bertanding di Jakarta karena hasil analisis politik mereka hanya Ridwan Kamil yang bisa mengalahkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Sementara di Pilkada Jawa Barat, jika Ridwan Kamil tetap diusung Partai Golkar, maka Dedi Mulyadi, kader Partai Gerindra akan kalah.

Dengan dicalonkannya Dedi Mulyadi oleh partai Golkar untuk pilkada Jawa Barat,  maka peluangnya untuk menang terbuka. Akan tetapi, tampilnya Ilham Akbar Habibie sebagai calon Gubernur Jawa Barat yang diusung oleh Partai Nasdem, diprediksi akan terjadi persaingan keras antara Dedi Mulyadi dengan Ilham Akbar Habibie untuk memperebutkan Jabar 1.

Anies Vs Emil 

Sudah cukup lama terdengar, Ridwan Kamil yang populer panggilan Emil akan diturunkan di Jakarta, berpasangan Kaesang Pangarep sebagai Cawagub Jakarta.

Akan tetapi, partai Golkar sangat kukuh mempertahankan Ridwan Kamil menjadi calon Gubernur Jawa Barat, karena berpeluang menang. Partai Golkar dalam menghadapi pemilu 2029, perlu mengamankan Jawa Barat sebagai lumbung suara pemilu 2029 karena Jawa Barat merupakan jumlah pemilih terbesar di Indonesia.

Namun realitas politik, suka tidak suka  dan mau tidak mau, Partai Golkar harus mengalah dengan merelakan kadernya yang juga wakil ketua umum Partai Golkar untuk bertanding di Jakarta melawan Anies Baswedan sebagai petahana (incumbent) yang semua hasil survei menempatkannya dengan elektabilitas tertinggi.

KIM Plus 

Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak saja menerjunkan Emil untuk melawan Anies di Pilkada Jakarta, tetapi juga mencoba  menarik anggota Koalisi Perubahan yaitu Nasdem dan PKB untuk bergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dalam Pilkada Jakarta, tentu dengan imbalan Kursi Menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Dengan bergabungnya Nasdem dan PKB ke KIM Plus, maka harapannya Anies gagal berlayar di Pilkada Jakarta 2024.  Perseteruan PBNU dengan PKB berpotensi PKB masuk ke KIM Plus untuk mendapatkan perlindungan politik agar aman dalam perseteruan politik antara PBNU versus PKB.

Sementara Nasdem berdasarkan pengalaman dalam Pilpres 2024 sangat kukuh dalam pendirian. Sebagai reminder, para tokoh Nasdem seperti Siswono Yudohusodo,  Enggartiasto Lukito dan lain-lain mundur dari Nasdem dan dua kader Partai Nasdem masuk penjara dengan tuduhan korupsi, di duga keras karena mengapresiasikan Anies Baswedan, tetapi Partai Nasdem tidak bergeming-tepat konsisten pada keputusannya.

Sementara, PDIP sebagai pemenang ke-2 dalam pemilihan legislatif  di Jakarta, sangat sulit mengusung calon Gubernur Jakarta karena tidak cukup suara untuk mengusung sendiri Cagub-Cawagub.

Untuk bergabung dengan KIM Plus hampir mustahil karena Jokowi ada di koalisi tersebut. Dugaan saya, PDIP suka tidak suka dan mau tidak mau pada akhirnya berkoalisi dengan partai politik yang mengusung Anies Baswedan. Sedangkan PKS sebagai partai pemenang pemilihan legislatif di Jakarta, akan pasang badan dan  berjuang habis-habisan supaya kadernya Sohibul Iman menjadi Cawagub Jakarta Pilkada 2024. 

(*Sosiolog dan Penulis Disertasi Ph.D "Demokrasi dan Islam di Kalangan Komunitas Miskin Studi Kasus di Solo)


Berita Lainnya