Kesehatan

Yayasan Perempuan Sadar Vagina Ingatkan Risiko Remaja Hamil

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
01 Mei 2024 12:30
Yayasan Perempuan Sadar Vagina Ingatkan Risiko Remaja Hamil
Ilustrasi - Pemeriksaan wanita hamil.

JAKARTA - Dokter umum dan Ketua Yayasan Perempuan Sadar Vagina, Dr. Dhiazmara Putra Ariyanto, menjelaskan berat janin yang tidak bertambah dapat disebabkan oleh kurangnya kematangan rahim ibu.

"Jika sudah beberapa bulan namun berat janin tidak kunjung bertambah, ini bisa menjadi tanda bahwa rahim ibu belum cukup matang," ujarnya dalam sebuah webinar yang diadakan oleh Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta pada hari Rabu di Jakarta. Menurut Dhiazmara, rahim perempuan yang berusia di bawah 19 atau bahkan 21 tahun mungkin belum cukup matang untuk mendukung perkembangan janin dengan baik, yang kemudian dapat mengakibatkan perkembangan janin menjadi kurang ideal.

"Ibu perempuan rata-rata mulai menstruasi pada usia 10-12 tahun, yang menandakan bahwa sel telur mereka sudah matang. Namun, kematangan tersebut belum tentu ideal untuk kehamilan," tambahnya. Selain dari faktor kematangan rahim, Dhiazmara juga menyoroti pentingnya kondisi kesehatan ibu, termasuk asupan zat besi yang cukup dan adanya penyakit seperti anemia, yang dapat berdampak negatif pada janin.

Anemia defisiensi besi, misalnya, telah terkait dengan peningkatan risiko morbiditas dan kematian janin. Ibu yang mengalami anemia mungkin juga akan mengalami kesulitan bernapas, pingsan, kelelahan, jantung berdebar, dan kesulitan tidur. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, hampir setengah dari ibu hamil mengalami anemia, sementara 17,3 persen mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Sebanyak 28 persen dari mereka memiliki risiko komplikasi persalinan yang dapat berujung pada kematian.

Kementerian Kesehatan juga mencatat kehamilan pada usia muda, terutama pada remaja, dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi prematur, bayi dengan berat badan rendah lahir, serta risiko perdarahan persalinan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Namun, tidak hanya risiko fisik, kehamilan pada usia remaja juga terkait dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman.

Maria Gracia Manurung, Kepala Seksi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (PPKB) Suku Dinas PPAPP Jakarta Selatan, menambahkan bahwa kehamilan pada usia muda, seperti yang terjadi pada dua kasus terakhir yang dibahas dalam diskusi di Dinas PPAPP, juga dapat berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan. "Kondisi ini dapat membuat ibu kehilangan semangat untuk merawat janinnya," tambahnya. (ant)
 
 
 
 
 
 


Berita Lainnya