Opini

SAATNYA BANGKIT! Rakyat Berjuang di Tengah Bayang-Bayang Oligarki

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.

Ahmad Khozinudin SH — Satu Indonesia
26 Maret 2025 06:39
SAATNYA BANGKIT!  Rakyat Berjuang di Tengah Bayang-Bayang Oligarki
Pejuang Indonesia harus terus bangkit dan bergerak menuju Indonesia adil makmur dan sejahtera (Foto: Istimewa)

ALHAMDULILLAH, di tengah gempuran hedonisme yang menyesatkan, ketika banyak orang terjebak dalam pusaran materi dan fatamorgana dunia, masih ada segelintir anak negeri yang teguh berjuang. Mereka, yang tidak tergiur gemerlap panggung, yang namanya tak viral di media sosial, dan suaranya jarang menggema di grup WhatsApp, tetapi tetap setia dalam perjuangan. Mereka adalah para pejuang keadilan yang ingin keadilan benar-benar membumi di negeri ini.

Konstitusi yang Indah, Realita yang Ironis
Jika kita membaca bait-bait konstitusi yang diwariskan oleh para pendiri bangsa, seharusnya tidak ada ketidakadilan bagi rakyat. Konstitusi telah dirancang untuk menjamin kemakmuran bagi semua, bukan segelintir orang.

"Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat."

Begitu indah bunyi konstitusi kita. Negeri ini semestinya bisa membuat rakyatnya hidup sejahtera dan berkecukupan.

Apa yang kurang dari negeri ini?

Jika Arab kaya karena minyak, kita juga punya. Jika China berjaya dengan industri mobil listrik, kita adalah penyedia nikelnya. Jika Amerika memiliki nuklir, uraniumnya berasal dari tanah kita.

Kita memiliki emas, perak, baja, batu bara, gas, sawit, hutan, dan laut yang begitu luas. Lalu, mengapa rakyat masih hidup dalam keterbatasan?

Ketimpangan Nyata: Sumber Daya Alam untuk Siapa?
Inilah kenyataan pahit: "Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh oligarki dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran oligarki."

Inilah praktik bernegara yang terus berjalan dari era Jokowi hingga kepemimpinan Prabowo. Mereka yang menikmati kekayaan negeri ini bukanlah rakyat, melainkan segelintir elite: Anthony Salim, Prayogo Pangestu, Aguan, Tomy Winata, Boy Thohir, Low Tuck Kwong, Theodore Rachmat, Peter Sondakh, Edwin Soeryadjaya, Ghan Djoe Hiang, hingga keluarga penguasa.

Sementara itu, rakyat hanya bisa mengeluh:

"Tanah kami kaya emas dan minyak. Kami berpijak di atas bumi yang penuh berkah. Tapi kami hanya bisa hidup dengan berjualan buah pinang."

Jangan Lelah Berjuang, Jangan Tinggalkan Rakyat
Jangan pernah lelah dalam perjuangan. Jangan tinggalkan rakyat saat penguasa terus membiarkan mereka hidup dalam keterasingan di negeri sendiri.

Untuk para pejuang keadilan:

"Terima kasih atas segala atensi dan dukungan. Teruslah bersinergi. Cukuplah Allah SWT sebagai tujuan dan harapan atas segala kebaikan yang kita lakukan."

Selamat berjuang, dan teruslah bersemangat!

#MafiaSDA #Oligarki #KeadilanSosial #RakyatBerdaulat #KekayaanNegeri


Berita Lainnya