Kesehatan

Perokok Rajin Medical Check-Up Belum Tentu Sehat

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
24 Maret 2024 13:30
Perokok Rajin Medical Check-Up Belum Tentu Sehat
Tangkapan layar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi Jantung dr. Bobby Arhan Anwar, SpJP(K),FIHA dalam webinar yang diselenggarakan Departtemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokter Universitas Indonesia, Sabtu (23/3/2024). 

JAKARTA - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi Jantung, dr. Bobby Arhan Anwar, SpJP(K), FIHA, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan medis rutin tahunan atau medical check-up yang baik tidak menjamin seorang perokok sehat. Hal ini karena kerusakan yang disebabkan oleh rokok terjadi pada tingkat molekul dan mungkin tidak terdeteksi selama MCU, sehingga satu-satunya cara untuk memastikan kesehatan seorang perokok adalah dengan berhenti merokok sepenuhnya.

"Meskipun MCU biasanya digunakan untuk memastikan kesehatan, itu tidak menjamin bahwa perokok tidak terkena dampak dari kebiasaan merokoknya. Kerusakan yang disebabkan oleh rokok terjadi di tingkat molekul yang bahkan tidak terjangkau oleh MCU biasa," kata dr. Bobby dalam webinar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sabtu.

Lebih lanjut, dr. Bobby menyatakan bahwa kerusakan yang dialami oleh perokok biasanya baru terasa setelah kebiasaan tersebut dilakukan dalam jangka panjang, sekitar 10-20 tahun. Oleh karena itu, untuk perokok yang masih muda, ia menyarankan agar segera berhenti merokok untuk mengurangi dampak masalah kesehatan di masa mendatang.

"Rokok adalah investasi dalam peradangan kronis di dalam tubuh manusia. Sel endotel yang penting untuk tubuh akan meradang jika seseorang rutin merokok. Setelah proses peradangan, terjadi penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah, yang membutuhkan waktu sekitar satu dekade atau 20 tahun," jelas dr. Bobby.

Ia menjelaskan bahwa sel endotel memiliki peran penting dalam arteri yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika sel tersebut terus-menerus mengalami peradangan, maka akan terjadi kerusakan tidak hanya pada satu organ vital, tetapi juga pada multiorgan.

Oleh karena itu, berhenti merokok sedini mungkin sangat tepat untuk memastikan kesehatan tubuh perokok. Selain itu, ia menyarankan agar perokok yang telah berhenti merokok untuk tegas pada lingkungannya agar tidak kembali mengulangi kebiasaan yang dapat merugikan kesehatannya.

"Tidak sedikit yang sudah berhenti merokok kembali karena ditawari teman. Memang harus tegas saat ditawari, tolak dengan sopan dan katakan bahwa sudah berhenti merokok. Biasanya mereka yang mendukung akan menghormati keputusan itu, namun itu membutuhkan ketegasan," tutup dr. Bobby. (ant)
 
 
 
 
 


Berita Lainnya