Kesehatan

Periksakan Obesitas Setikdaknya Setahun Sekali, Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
02 Maret 2024 17:30
Periksakan Obesitas Setikdaknya Setahun Sekali, Bisa Pakai BPJS Kesehatan
Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Esti Widiastuti M., MScPH memaparkan materi terkait obesitas di Indonesia.

JAKARTA - Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan manajemen obesitas bersama dokter setidaknya dilakukan satu kali dalam setahun.

 "Untuk gerakan deteksi dini, memeriksakan setidaknya satu tahun sekali," ujar Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat P2PTM Kemenkes, dr Esti Widiastuti M., MScPH. Terkait biaya, dr Esti menyatakan jika dilayani di fasilitas pelayanan kesehatan primer, pemeriksaan tersebut akan ditanggung oleh BPJS.

Wakil Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, Sp.GK(K), menambahkan dalam manajemen obesitas, masyarakat harus memperhatikan tidak hanya berat badan, tetapi juga kelainan metabolik yang mungkin timbul.

Misalnya, sering terbangun tidak segar belakangan ini. Hal ini mungkin disebabkan oleh aliran pernapasan yang terhambat oleh lemak saat tidur, yang menyebabkan dengkuran semakin keras.

"Tidur mendengkur adalah tanda penting dari kelainan metabolik yang harus diatasi dengan manajemen obesitas bersama dokter," kata dr Gaga. Obesitas adalah masalah global yang memengaruhi dua miliar orang di seluruh dunia dan merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat, termasuk di Indonesia.

Prevalensi obesitas diperkirakan akan terus meningkat, dan pada 2030. Diperkirakan satu dari lima wanita dan satu dari tujuh pria akan hidup dengan obesitas, setara dengan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus, penyakit jantung, kanker, hipertensi, serta berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu, obesitas harus dianggap sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif. Faktor-faktor seperti peningkatan asupan energi, perubahan pola makan, urbanisasi, dan penurunan aktivitas fisik berperan dalam peningkatan obesitas.

Hari Obesitas Sedunia adalah kesempatan untuk mengubah cara pandang terhadap obesitas dan mengambil tindakan yang efektif untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi obesitas untuk hidup lebih sehat dan produktif. (ant)


Berita Lainnya