Features

Pentingnya Revitalisasi Istana Maimun demi Generasi Bangsa

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
16 September 2024 13:00
Pentingnya Revitalisasi Istana Maimun demi Generasi Bangsa
Istana Maimun diambil gambaranya dari luar pada 14 September 2024.

MEDAN - Bagi mereka yang peduli dengan warisan dan jejak sejarah bangsa, pasti merasa terusik saat melihat tempat-tempat bersejarah yang menjadi saksi perjalanan bangsa tidak lagi terawat seperti dahulu. Salah satu tempat bersejarah yang membutuhkan perawatan lebih baik adalah Istana Maimun di Medan, Sumatera Utara.

Keindahan dan keasrian Istana Maimun semakin memudar jika dibandingkan dengan masa silam. Foto yang diambil dari menara Masjid Raya Al-Mahsun pada tahun 1931 menunjukkan kontras yang mencolok. Pada foto tersebut, Istana Maimun tampak megah dengan latar depan berupa jalan setengah lingkaran yang dihiasi pepohonan.

Desain eksterior Istana Maimun mengingatkan pada keindahan Istana Versailles di Prancis atau Taj Mahal di India, yang telah lama menjadi properti nasional kedua negara tersebut. Status ini memudahkan pemerintah merawatnya dengan baik karena situs-situs ini dianggap sebagai warisan nasional yang penting, mencerminkan identitas dan perjalanan bangsa.

Karena terus dirawat, bangunan bersejarah seperti Istana Versailles dan Taj Mahal tetap memukau dan terus menarik kunjungan masyarakat dari generasi ke generasi. Hal ini menjaga identitas nasional tetap hidup. Hal yang sama seharusnya diterapkan pada Istana Maimun, yang meskipun masih dikunjungi masyarakat, daya tariknya dapat semakin berkurang jika tidak dirawat dengan baik.

Meskipun Istana Maimun memiliki pesona eksotis, semakin dekat kita mengenali istana ini, semakin terlihat banyak aspek yang memprihatinkan. Bukan hanya eksterior, tetapi juga interior istana ini memerlukan perhatian. Rumput di depan istana yang dulu tertata rapi kini tampak tak terurus. Jalan di sebelah kanan istana juga rusak, ditandai dengan genangan air yang merusak keindahan situs bersejarah ini.

Dibangun oleh Sultan Ma'mun Al Rashid Perkasa Alamsyah pada tahun 1887–1891 dengan arsitek Theodoor van Erp dari Belanda, keindahan estetika istana ini kini terganggu. Bagian interior juga menunjukkan tanda-tanda kehilangan orisinalitas yang mengurangi nilai sejarahnya. Para pedagang yang memenuhi ruang inti istana juga merusak keaslian tempat ini.

Istana Maimun seharusnya ditata lebih baik untuk meningkatkan daya tariknya. Keluarga Sultan Deli dan ahli waris istana memang telah membuka istana untuk masyarakat, tetapi merawatnya agar tetap indah adalah tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan. Penting bagi bangsa ini untuk merawat jejak sejarahnya agar identitas nasional tetap terjaga.

Negara-negara seperti Jepang, China, dan berbagai negara di Eropa dengan tekun merawat peninggalan sejarah, bukan hanya demi pariwisata, tetapi juga demi menjaga jati diri bangsa. Mereka tidak akan pernah mengorbankan warisan sejarah demi mengejar pembangunan fisik yang bersifat sementara.

Bahkan negara seperti Lithuania yang pernah menderita di bawah pendudukan Nazi dan KGB, merawat situs-situs peninggalan masa kelam itu sebagai pengingat bagi generasi sekarang, agar kesalahan sejarah tidak terulang.

Hal inilah yang kadang terlupakan di Indonesia. Situs-situs sejarah penting seperti Istana Maimun sering terabaikan. Mungkin diperlukan tangan-tangan profesional untuk merawat situs bersejarah ini agar tetap terjaga keindahannya, sehingga masyarakat dapat menikmati dan merenungi kebesaran sejarah bangsa.

Beberapa pihak sudah mencoba memperindah Istana Maimun, termasuk Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang berencana untuk merevitalisasi istana ini. Istana Maimun adalah salah satu dari empat tempat yang ingin direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Medan, bersama dengan Taman Sri Deli, Masjid Raya Al Mashun, dan Rumah Tjong A Fie.

Sultan Deli Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam menyadari perlunya revitalisasi ini, namun menghadapi masalah internal dalam keluarga dan ahli waris. Bobby Nasution mengungkapkan sejak 2019 telah disiapkan anggaran untuk revitalisasi, namun belum terlaksana karena belum ada kesepakatan di antara pihak-pihak terkait.

Masyarakat menginginkan agar istana ini dipulihkan kemegahannya seperti dulu, sehingga generasi sekarang dapat memahami sejarah bangsa. Seperti yang diungkapkan David Afrizal, seorang guru di Sumatera Utara, yang sering membawa murid-muridnya ke Istana Maimun untuk mengenal sejarah bangsa sejak dini.

Dukungan dari semua pihak sangat penting untuk menjaga warisan sejarah ini. Revitalisasi Istana Maimun dan situs-situs bersejarah lainnya sudah menjadi hal yang mendesak, karena di era ini, ada kecenderungan untuk memanipulasi sejarah tanpa dasar ilmu pengetahuan yang jelas. Pemerintah dan masyarakat di seluruh Indonesia harus aktif merawat peninggalan sejarah jika tidak ingin kehilangan jati diri bangsa akibat ketidaktahuan dan ketidakpedulian. (ant)


Berita Lainnya