Opini
Optimisme dan Pesimisme terhadap Pemerintahan Presiden Prabowo
Oleh: Musni Umar, Sosiolog
JAKARTA - Buku Presiden Prabowo "Paradoks Indonesia" dan berbagai pidato, termasuk pidatonya di hadapan Sidang MPR RI tanpa membaca teks, pengarahan pada saat rapat pleno perdana seluruh menteri, wakil menteri, para penasihat serta kepala badan di istana negara dan paling terakhir saat memberi pembekalan kepada seluruh anggota kabinetnya di Akademi Militer, Magelang, sangat memberi optimisme kepada saya dan seluruh rakyat Indonesia.
Seluruh pidato yang disampaikan Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto sejak dilantik menjadi presiden RI pada 20 Oktober 2024, selaras dengan apa yang pernah ditulis dalam bukunya "Paradoks Indonesia".
Optimistis Indonesia Maju
Berpijak dari hal-hal tersebut di atas, saya termasuk yang sangat senang dan optimistis, Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto akan mengalami kemajuan.
Setidaknya ada lima alasan, saya dan rakyat Indonesia merasa optimis bahwa Presiden Prabowo Subianto akan sukses membawa kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Pertama, mempunyai visi dan misi yang sudah ditulis dalam bukunya "Paradoks Indonesia". Setelah dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia, yakin akan bekerja sekeras-kerasnya mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera sesuai tujuan Indonesia merdeka.
Kedua, pidato tanpa membaca teks di hadapan Sidang MPR RI usai dilantik menjadi Presiden RI, secara keseluruhan isi pidatonya hebat, heroik dan penuh semangat, selaras yang diimpikannya yang ditulis dalam bukunya "Paradoks Indonesia".
Ketiga, Presiden Prabowo memiliki konsistensi bahwa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam harus dimanfaatkan untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat termasuk menghilangkan kemiskinan yang masih sangat besar jumlahnya di Indonesia serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Masalah mencerdaskan kehidupan bangsa, Presiden Prabowo telah menegaskan untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama pemerintahannya.
Keempat, bertekad kuat dan konsisten untuk memberantas korupsi. Sebab itu, dia mewanti-wanti para menteri dan seluruh jajaran di pemerintahannya agar tidak korupsi.
Kelima, Presiden Prabowo telah memerintahkan Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya untuk kerja total mengatasi penderitaan dan kesulitan rakyat, mengarahkan penggunaan APBN untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selain itu, mengurangi penggunaan APBN untuk rapat-rapat dan kegiatan seremonial.
Banyak yang Pesimistis
Dalam dialog saya dengan berbagai pihak, saya menemukan mereka yang tergolong kelas menengah, tidak percaya Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih bisa mewujudkan mimpinya yang telah ditulis dalam bukunya dan dari berbagai pidato yang disampaikan ke publik yang tertuang dalam program kerjanya.
Setidaknya ada lima alasan, sebagian kelas menengah dan rakyat Indonesia tidak percaya kabinet Prabowo bisa mewujudkan visi dan misi Presiden Prabowo. Pertama, anggota kabinet di bidang ekonomi hampir semuanya diisi oleh menteri Jokowi. Pada hal menurut mereka, para menteri itu sudah gagal. Buktinya utang menggunung saking besarnya jumlah utang yang dibuat rezim Jokowi, tetapi tidak berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan.
Kedua, jumlah kabinet sangat besar. Dampak negatifnya sulit melakukan koordinasi dan lambat untuk melaksanakan program kerja.
Ketiga, banyak kementerian yang dipecah dan banyak pula kementerian baru. Untuk menyusun nomenklatur memerlukan waktu karena harus dikoordinasikan dengan Kementerian PAN RB dan Kementerian Keuangan RI untuk dibuatkan anggaran dan disampaikan ke Badan Anggaran DPR RI untuk mendapatkan persetujuan. Selama proses itu, berbagai Kementerian akan bekerja tanpa anggaran. Pertanyaannya, apa bisa bekerja maksimal tanpa anggaran?
Keempat, publik menilai para menteri di era Jokowi masih dipakai Presiden Prabowo, pada hal mereka diduga korupsi. Pertanyaannya, apa pemberantasan korupsi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo bisa dilaksanakan? Apa sapu kotor bisa membersihkan lantai yang kotor?
Kelima, Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%. Mereka yang tidak percaya Presiden Prabowo dan kabinetnya, bertanya, bagaimana mewujudkannya? Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 hanya sekitar 5,2%.
Terakhir, Wakil Presiden dan sebagian besar kabinet Merah Putih bukanlah yang terbaik dari putra-putri bangsa Indonesia. Menjadi Wakil Presiden dan pejabat negara karena nepotisme dan hadiah menjadi tim sukses dalam pemilihan Presiden 2024.
Walaupun pesimisme melanda sebagian kelas menengah Indonesia, saya tetap optimis dan menaruh harapan besar terhadap Presiden Prabowo dan kabinetnya. Semoga langkah-langkah yang ditempuh, kerja keras sambil berdoa bisa sukses memperbaiki Indonesia dan sukses pula membawa bangsa Indonesia maju, adil dan makmur.