Kesehatan

Obati Radang Telinga Tengah, Tak Selalu Butuh Antibiotik

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
29 Maret 2024 15:00
Obati Radang Telinga Tengah, Tak Selalu Butuh Antibiotik
Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) memeriksa telinga pasien di RSUD Kalisari, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).

JAKARTA - Dokter spesialis ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, bedah kepala, dan leher dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyatakan antibiotik tidak selalu diperlukan untuk mengatasi penyakit radang telinga tengah, terutama pada anak-anak.

Menurut dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.THTBKL, Subsp.Oto(K), tidak semua kondisi peradangan pada telinga tengah membutuhkan antibiotik. Sebagian besar kasus yang ditemukan tidak memerlukan antibiotik. Penderita otitis media (radang telinga tengah) hanya akan diberikan antibiotik jika penyakit tersebut sudah dikategorikan kronis dan terbukti terinfeksi oleh bakteri.

Gejala otitis media kronis yang membutuhkan antibiotik, terutama pada anak-anak, meliputi demam tinggi, kelelahan relatif pada anak, dan ketidakmampuan untuk beraktivitas. Gejala yang dapat terlihat secara fisik adalah gendang telinga berwarna kemerahan dan adanya cairan berwarna kuning susu seperti nanah yang terkumpul di sekitar purulen (gendang telinga).

" Itu tanda-tanda otitis media karena infeksi bakteri dan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik," kata Rangga. Rangga mengingatkan kepada orang tua agar tetap waspada dan tidak mengabaikan anak-anak meskipun kondisinya sudah terlihat lebih baik. Anak-anak dapat mengalami fase di mana mereka terlihat sudah sembuh dalam beberapa hari, namun tiba-tiba jatuh sakit kembali.

"Kadang orang tua datang dan mengatakan anaknya sudah sembuh, tapi ternyata tertular lagi dari orang lain sehingga sakit lagi. Padahal itu sebenarnya bisa jadi perjalanan penyakit dari suatu bakteri tertentu," kata Rangga. Rangga menyarankan agar orang tua mulai membiasakan diri untuk membawa anak-anak mereka pergi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telinga setidaknya enam bulan sekali guna mencegah terjadinya radang telinga tengah dan penyakit lainnya.

Pemeriksaan berkala, menurut Rangga, akan sangat membantu anak-anak yang belum bisa mengutarakan gejala yang mereka rasakan dan mencegah terjadinya perburukan kondisi telinga. Radang telinga tengah adalah penyakit lanjutan yang biasanya muncul setelah penderita mengalami gangguan saluran pernapasan atas seperti batuk dan pilek. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada bagian di sekitar gendang telinga. Radang telinga tengah dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu akut dan kronis, yang penanganannya akan dilakukan secara berbeda oleh tenaga medis. (ant)
 
 
 
 
 
 


Berita Lainnya