Internasional
Netanyahu Usulkan Palestina Berdiri di Arab Saudi, Dunia Arab Mengecam
![Netanyahu Usulkan Palestina Berdiri di Arab Saudi, Dunia Arab Mengecam](https://satuindonesia.co/assets/uploads/2025/02/netanyahu-usulkan-palestina-berdiri-di-arab-saudi-dunia-arab-mengecam-67a9f6bf84bcd.jpg)
PALESTINA - Perdana Menteri penjajah Israel Benjamin Netanyahu kembali memicu kontroversi dengan usulannya agar Palestina mendirikan negara di Arab Saudi. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan Channel 14 penjajah Israel dan langsung menuai kecaman dari negara-negara Arab.
Netanyahu Abaikan Hak Palestina
Dalam wawancara tersebut, Netanyahu secara terang-terangan mengabaikan hak Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
"Saudi bisa mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka punya banyak tanah di sana," ujar Netanyahu, dikutip Anadolu Agency, Minggu (09/02/25).
Pernyataan tersebut dinilai sebagai upaya menghapus hak Palestina atas tanahnya sendiri dan menjadi pukulan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Normalisasi dengan Saudi Ditolak
Netanyahu juga menyinggung kemungkinan normalisasi hubungan penjajah Israel dengan Arab Saudi. Namun, Riyadh dengan tegas membantah wacana tersebut. Pihak Saudi menegaskan bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan penjajah Israel sebelum Palestina meraih kemerdekaan.
Reaksi Keras Negara-Negara Arab
Usulan Netanyahu langsung mendapat respons keras dari berbagai negara Arab dan organisasi internasional.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut pernyataan Netanyahu sebagai "rasis dan mengancam perdamaian."
"Ini adalah pelanggaran terhadap kedaulatan dan stabilitas Arab Saudi," demikian pernyataan resmi dari Kemlu Palestina.
Mesir pun turut mengecam pernyataan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima.
"Mesir sepenuhnya menolak pernyataan sembrono yang mengancam keamanan dan kedaulatan Kerajaan Arab Saudi," tegas Kemlu Mesir.
Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) dan Sudan juga mengecam keras pernyataan tersebut, menegaskan bahwa hal ini merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menteri Luar Negeri UEA, Khalifa bin Shaheen Al-Marar, menegaskan bahwa negaranya akan terus mendukung hak-hak rakyat Palestina.
"Posisi UEA tetap teguh dalam melindungi hak-hak Palestina dan mendorong solusi politik yang mengarah pada kemerdekaan negara Palestina yang berdaulat," kata Al-Marar.
Kementerian Luar Negeri Sudan juga menyebut pernyataan Netanyahu sebagai bentuk eskalasi pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina.
OKI dan Dunia Islam Kutuk Netanyahu
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) turut mengecam keras pernyataan Netanyahu dan menyebutnya sebagai tindakan "rasis" yang menolak keberadaan Palestina.
"Ini adalah bagian dari penolakan penjajah Israel terhadap hak historis, politik, dan hukum rakyat Palestina atas tanah air mereka," demikian pernyataan resmi OKI.
Pernyataan kontroversial Netanyahu ini semakin memperburuk hubungan penjajah Israel dengan dunia Arab dan menguatkan solidaritas negara-negara Muslim dalam mendukung kemerdekaan Palestina. (mul)
#SavePalestine #penjajah IsraelVsPalestine #StandWithPalestine #Netanyahu #MiddleEastConflict #FreePalestine