Kesehatan

Mudik Lebaran, Penyandang Diabetes Sebaiknya Bawa Alat Cek Gula Darah Sendiri

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
24 Maret 2024 13:00
Mudik Lebaran, Penyandang Diabetes Sebaiknya Bawa Alat Cek Gula Darah Sendiri
Dokter spesialis penyakit dalam dan Pendiri Komunitas Sobat Diabetes dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS dalam diskusi terkait diabetes di Jakarta, Sabtu (23/3/2024)

JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia, dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS, menyarankan penyandang diabetes untuk membawa alat cek gula darah mandiri guna mencegah perubahan gejala yang mungkin muncul tiba-tiba.

"Terkadang, jika ada perubahan gejala, penyandang diabetes dapat melakukan pemeriksaan gula darah di sela-sela aktivitasnya, misalnya saat merasa pusing atau berdebar-debar, untuk memastikan tingkat gula darahnya," kata Rudy dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta, Sabtu. Bagi penyandang diabetes yang menggunakan suntikan insulin, pengecekan gula darah disarankan dilakukan lebih sering, yaitu dua sampai tiga kali dalam seminggu. Hal ini bertujuan untuk menentukan dosis insulin yang tepat.

Sementara bagi yang mengonsumsi obat, pengecekan gula darah mandiri bisa dilakukan seminggu sekali, tergantung dari kebutuhan individu. "Pusing atau berdebar-debar adalah gejala yang bisa terjadi kapan saja dan kita tidak pernah tahu apakah itu akibat gula darah atau bukan, oleh karena itu perlu dilakukan pengecekan gula darah untuk memastikan keamanan," ujar Pendiri Komunitas Sobat Diabetes ini.

Gejala tersebut juga bisa muncul saat berpuasa, di mana gula darah bisa turun secara drastis atau disebut hipoglikemia. Jika gejala tersebut muncul, disarankan bagi penyandang diabetes untuk membatalkan puasa. Komplikasi juga dapat terjadi jika gula darah terlalu tinggi atau hiperglikemia. Komplikasi ini dapat bersifat akut, dengan gejala seperti penurunan kesadaran dan sesak nafas yang memerlukan perawatan intensif, atau bersifat kronis yang terjadi secara bertahap seperti penyakit jantung, ginjal, kaki diabetes, gangguan mata, liver, penyakit kulit, dan lainnya.

"Selama puasa, komplikasi dapat terjadi pada penderita diabetes, baik itu over hiperglikemia maupun hipoglikemia, jadi jangan menganggap sepele risiko penurunan gula darah, karena risiko penurunan itu nyata dan perlu diperhatikan," tambahnya. (ant)
 
 
 
 
 


Berita Lainnya