Features

Kaltara Butuh Pemimpin yang Dekat dengan Masyarakat

Mulyana — Satu Indonesia
14 Oktober 2024 08:00
Kaltara Butuh Pemimpin yang Dekat dengan Masyarakat
DR (HC) H Zainal A Paliwang, M.Hum

JAKARTA - Di suatu kesempatan, Zainal pernah bercerita tentang kenapa dirinya begitu dekat dengan rakyatnya. Padahal, sebagai Gubernur bukankah harus fokus kepada pembangunan Kaltara. Zainal tersenyum lantas menganggap jabatan gubernur hanyalah bagian dari amanah demokrasi. Selebihnya, ia ingin hadir langsung membawa dirinya ke tengah – tengah masyarakat Kaltara demi melihat, mendengar, dan merasakan langsung apa yang diinginkan masyarakat pada umumnya.

“Saya juga bagian dari masyarakat. Sejak awal saya sudah pastikan kepada seluruh pendukung dan masyarakat Kaltara, bahwa di awal hingga di akhir pemerintahan saya sebagai Gubernur saya akan selalu bersama masyarakat. Karena masyarakatlah saya berada di sini, dan maka dari itu saya harus bisa maksimal menjadi pelayan masyarakat,” tuturnya.

Setelah sukses turut membantu pembangunan Polda Kaltara, Zainal lebih jauh melangkah ingin membawa Kaltara lebih baik. Langkah Zainal tak terbendung meski tak jarang berbagai pihak ingin menghambat langkahnya. Zainal bersikeras apa yang ia lakukan hanya demi Kaltara. Menurutnya, Kaltara butuh pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Bukan tanpa sebab ia sampaikan hal itu. Geografis yang memiliki medan yang berat menjadi tantangan bagi setiap kepala daerah yang memimpin Kaltara.

“Maka itu saya sangat ingin turun langsung ke wilayah – wilayah yang perlu kita bangun. Anggaran kita (Kaltara) tidak sebesar anggaran provinsi lain. Kita harus berjuang penuh di pusat agar wilayah kita ini menjadi bagian dari provinsi yang diperhatikan pusat. Alhamdulillah, investasi di Kaltara saat ini cukup membaik dan meningkat,” katanya.

Berkelanjutan

Proyek Strategis Nasional (PSN) dan investor yang meneken kerja sama langsung dengan Pemprov Kaltara saat ini, menurut Zainal adalah bagian dari pembangunan Kaltara yang berkelanjutan.

“Investasi yang datang ke daerah kita harus didukung dengan SDM serta penyesuaian UMKM kita juga, agar mendapat dari manfaat investasi ini. Ada beberapa investasi energi hijau yang sedang dibangun di Kaltara. Ada pembangunan PLTA Kayan yang akan memenuhi kebutuhan listrik KIHI, dan akan menyumbang listrik hijau ke seluruh Kalimantan. Pembangunan tahap I PLTA ini ditargetkan rampung 2028,” terangnya.

Selain itu, pembangunan energi hijau lainnya datang dari pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIPI) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan. KIPI, menjadi salah satu pembangunan andalan Presiden Jokowi. Sebab, pembangunan kawasan ini merupakan dari target dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia ke depan. Kaltara dalam hal ini, menjadi posisi strategis pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Zainal juga mengingatkan banyak investor asing yang akan melakukan investasi di Kaltara. Seperti perjanjian kerjasama dengan Fortescue Futures Industries yang bekerja sama dengan Pemprov Kaltara pengkaji pembangunan pabrik-pabrik hidrogen dan amonia di Kaltara. Serta, masih banyak model investasi lain yang akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi maupun infrastruktur secara keseluruhan bagi Kaltara ke depan.

SDM Unggul

Terhadap pembangunan ini, Zainal di setiap momen berjumpa dengan masyarakat selalu menyampaikan bahwa pentingnya peningkatan kemampuan masyarakat maupun Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat bersaing dengan SDM dari luar. Kebermanfaatan investasi yang akan berlangsung di Kaltara, harus dapat dimaksimalkan seluruh masyarakat maupun generasi muda di Kaltara.

“Saya selalu ingatkan agar semua anak muda jangan berhenti untuk belajar dan meningkatkan kemampuan di masing-masing bidangnya. Adanya investasi ini kita juga harus ikut menyesuaikan. Hari ini masih pembangunan, saya punya cita-cita anak Kaltara harus menjadi SDM di masing-masing investasi itu ke depan,” sebutnya.

“Maka, kita perlu menyiapkan SDM kita agar menjadi yang terbaik bagi masing-masing pembangunan ini ke depan. Kita sudah proyeksikan SDM kita unggul di bidang yang pasti akan diperlukan masing-masing kawasan yang dibangun oleh pemerintah di Kaltara,” paparnya.

Ambil Risiko

Zainal menyebutnya sebagai aksi nyata. Ia bukan sekadar datang di suatu daerah Kaltara lalu pulang tanpa membawa aspirasi. Zainal bahkan berani mengambil risiko kala mengecek langsung jalan penghubung antar wilayah hingga ke Krayan menggunakan kendaraan melalui jalur darat. Tantangan ini diambil Zainal lantaran dirinya ingin tahu persis apa yang harus dibangun nantinya. Menurut Zainal, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang harus tahu apa yang diperlukan masyarakatnya.

”Saya beberapa kali keluar masuk pedalaman. Waktu itu saya masuk menggunakan kendaraan. Luar biasa medan yang ditempuh. Saya bawa beberapa orang pusat agar mereka juga tahu rasanya medan di Kaltara bagaimana. Di Pusat, tinggal saya sampaikan saja pengalaman itu dan apa aspirasi warga Kaltara di pedalaman, kebutuhan yang diperlukan itu apa. Jadi, kita tahu apa yang perlu dan tidak perlu. Membangun Kaltara itu tidak hanya modal ngomong, perlu aksi,” cetus Zainal.

“Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah itu perlu dilakukan. Sebagai Kepala Daerah, perlu tahu apa yang akan disalurkan ke daerah kita jangan sampai tidak tepat. Banyak program – program pusat yang bisa kita sinkronkan dengan daerah kita. Saya yakin Kaltara menjadi salah satu wilayah prioritas dalam pembangunan Pusat, termasuk Perikanan dan Pertanian,” sebutnya.

“Saya tidak datang dengan masyarakat karena ingin berperan langsung dalam membangun Kaltara. Saya bukan tipikal seorang pemimpin yang begitu terpilih lalu tidak lagi turun ke masyarakat karena hanya sibuk di pemerintahan. Saya selalu usahakan hadir di mana pun. Begitulah cara saya membawa pemerintahan yang dekat dengan masyarakat,” akunya.

Bagi Zainal, kultur politik dalam membangun suatu daerah tidak dapat disamakan dengan daerah lain, atau pemahaman politik luar. Sebab, Kaltara memiliki khas yang pastinya berbeda. Maka, Zainal membawa gaya yang berbeda pula dalam membangun Kaltara. Yakni, hadir langsung di masyarakat dan seluruh wilayah Kaltara.

“Semepet-mepetnya waktu saya, saya pastikan akan hadir. Begitulah pemimpin. Kita dipilih masyarakat, dan harus mau jadi pelayan masyarakat. Bukan hanya duduk di kantor saja, melainkan juga harus lihat dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat kita,” tuturnya. (mul)


Berita Lainnya