Features

Intip Upaya Kapolres Jakut Cegah Anak Kolong Tol Jadi Calon Penjahat

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
21 Mei 2024 10:00
Intip Upaya Kapolres Jakut Cegah Anak Kolong Tol Jadi Calon Penjahat
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan bersama anak-anak di bawah Tol Penjaringan Jakarta Utara pada Senin (20/5/2024).

JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengajak para orang tua untuk mengawasi pergaulan anak-anak mereka sebagai upaya mencegah terjadinya kenakalan remaja.

"Kami mengajak para orang tua dan keluarga untuk mengawasi pergaulan putra dan putri mereka di lingkungan sekolah serta lingkungan permainannya," kata Kombes Pol Gidion di Jakarta, Senin. Ia menjelaskan bahwa kenakalan anak sering kali dimulai dari kebiasaan merokok dan berkumpul bersama teman-teman yang minum alkohol.

Pernyataan ini disampaikan saat Gidion mengunjungi anak-anak yang bermain di bawah jembatan Tol Penjaringan. Di sana, ia disambut oleh anak-anak yang sedang bermain dan melepas penat bersama orang tua mereka. “Hari ini kami sengaja mendatangi anak-anak di bawah tol Penjaringan,” kata alumni Akademi Kepolisian 1996 tersebut.

Gidion juga menyempatkan diri berbincang dengan Nurlela, salah satu orang tua anak yang pernah bermasalah dengan hukum. “Kebetulan, saya juga berkomunikasi dengan Ibu Nurlela yang anaknya berhadapan dengan hukum,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat dan solusi kepada keluarga yang membutuhkan perhatian.

“Semoga menjadi penyemangat bagi keluarga di sini,” tambahnya. Menurut Gidion, meski pernah berkonflik dengan hukum, setiap anak tetap memiliki hak untuk hidup dan mencapai kesuksesan. "Kesuksesan adalah hak setiap anak, jangan kecil hati tapi nyalakan api semangat untuk berbuat yang terbaik,” ujarnya.

Sementara itu, Nurlela, ibu dari anak tersebut, mengatakan bahwa anaknya yang berinisial S (17) sering membantu orang tua saat di rumah. “Anaknya pendiam tapi rajin membantu orang tua,” katanya. Nurlela mengungkapkan bahwa anak pertamanya terlibat masalah hukum karena pengaruh teman-temannya.

“Kalau di rumah anaknya baik, tapi kita tidak tahu teman-temannya di luar sana. Makanya dia dua kali berkonflik dengan hukum,” jelasnya. Ia berharap anaknya dapat menyesali setiap hukuman yang pernah dijalani di Lembaga Permasyarakatan (LP). “Semoga dia bisa insaf. Nanti kalau ada uang, akan lanjut sekolah karena pendidikan itu sangat penting,” tutupnya. (ant)
 
 


Berita Lainnya