Daerah
Bencana Banjir dan Longsor Melanda Sukabumi
Banjir, Longsor, dan Pergerakan Tanah Akibatkan Kerusakan Luas
SUKABUMI — Hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari 24 jam sejak Selasa (3/12/2024) memicu serangkaian bencana di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat 8 titik longsor, 7 titik banjir, 7 wilayah terdampak cuaca ekstrem, serta 4 titik pergerakan tanah. Bencana ini melanda 20 kecamatan di 27 desa, merusak infrastruktur, dan memaksa warga mengungsi.
“Hingga Rabu (4/12/2024) pukul 13.00 WIB, dampak bencana masih kami data. Dua ruas jalan provinsi tidak dapat diakses, sementara jalan nasional yang menghubungkan Cikembang dan Palabuhanratu sedang diperbaiki dan diharapkan dapat kembali berfungsi sore ini,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena.
Kondisi Terkini dan Wilayah Terdampak
Longsor di Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, menimbun seorang warga bernama Emah (50) yang saat ini masih dalam proses pencarian. Longsor tersebut juga merusak empat rumah dan satu vila. Di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, pergerakan tanah memaksa 42 warga mengungsi sementara di kantor desa.
Menurut Deden, Kecamatan Sagaranten menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah. “Kami mendapat laporan dari camat setempat bahwa 70 kepala keluarga terdampak, tetapi angka ini kemungkinan bertambah karena air masih tinggi, sehingga pendataan belum selesai,” jelasnya.
Banjir dengan ketinggian air lebih dari satu meter juga menyebabkan enam mobil hanyut di kawasan Palabuhanratu. Rekaman video amatir yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan derasnya arus yang melanda wilayah ini.
Tindakan Penanggulangan
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa tim gabungan dari BPBD Sukabumi dan Kantor SAR Bandung sudah berada di lokasi untuk melakukan evakuasi dan penanggulangan dampak bencana.
“Banjir dilaporkan melanda beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Ciemas, Palabuhanratu, Cidolog, Gegerbitung, Tegalbuleud, dan Pabuaran. Selain itu, bencana longsor, cuaca ekstrem, dan pergerakan tanah juga berdampak pada 18 kawasan lainnya,” ungkapnya.
Imbauan dan Prediksi Cuaca
BMKG memprediksi curah hujan tinggi akan berlangsung hingga tiga hari ke depan. BPBD mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah rawan longsor dan banjir. “Kami meminta pemerintah kecamatan dan desa segera mengambil langkah sesuai dengan edaran Bupati terkait siaga hidrometeorologi,” tambah Deden.
BPBD juga melaporkan bahwa luapan empat sungai di Sukabumi memperburuk dampak bencana akibat debit air yang tak mampu ditampung. Meski belum ada laporan korban jiwa, pendataan terkait kerusakan dan jumlah warga terdampak masih berlangsung. (mul)