Nasional

Beli Pesawat Bekas, Polri: Bukan untuk Mewah-mewahan

Redaksi — Satu Indonesia
16 Juli 2023 16:42
Beli Pesawat Bekas, Polri: Bukan untuk Mewah-mewahan
PESAWAT POLRI - Polri pun menjawab pertanyaan masyarakat tentang keberadaan pesawat berlogo Polri itu.

JAKARTA - Polri menjawab pertanyaan masyarakat, dengan kemunculan foto dan video sebuah pesawat bertuliskan Kepolisian Negara Republik Indonesia.  Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho mengatakan, pembelian pesawat tersebut untuk meningkatkan pelayanan Polri kepada masyarakat, bukan untuk bermewah-mewah. 

“Kapolri berkali-kali mengingatkan agar Polri dan anggota untuk tidak hidup bermewah-mewah, dan tidak alergi kritik. jadi, ini murni untuk meningkatkan pelayanan kami kepada masyarakat,” kata Irjen Sandi Nugroho dalam keterangan persnya, akhir pekan ini di Jakarta. 

Sandi membenarkan bahwa Polri membeli pesawat terbang jenis Boeing 737-800 Next Generation dengan nomor registrasi P-7301. Pesawat itu dibeli dalam kondisi bekas dengan harga Rp 997 miliar.

“Pabrikan Boeing yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2019. Polri membelinya dari sebuah perusahaan di Dublin, Irlandia,” kata Sandi.

Disebutkan, pesawat ini semula berkapasitas 184 kursi kelas ekonomi. Kemudian dimodifikasi menjadi 4 kursi premium bisnis, 16 kursi bisnis dan 114 seat ekonomi. Selain itu, pesawat tersebut juga telah dilengkapi boks khusus pada bagian kargo. Tujuannya, untuk menyimpan barang-barang berbahaya seperti senjata api.

Pesawat ini tambahnya, dibeli untuk meningkatkan kinerja kepolisian untuk melayani masyarakat. Proses pengadaannya juga sudah sesuai prosedur. "Intinya bahwa proses pengadaannya sudah diadakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kita sudah diasistensi oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," kata Sandi.

Sandi menerangkan, pesawat ini dibeli untuk mobilisasi jajaran Korps Bhayangkara yang mendapat tugas atau misi ke daerah-daerah tertentu. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan pesawat sipil.

Sebab, menurut Sandi, pesawat sipil juga tidak diperbolehkan membawa kelengkapan polisi, seperti senjata dan lainnya. Pesawat sipil juga dinilai bisa menghambat kinerja polisi lantaran mesti mengikuti jadwal penerbangan yang ada.

"Polri memutuskan untuk membeli pesawat sendiri untuk bisa mengangkut pasukan dengan aturannya yang bisa lebih lunak membawa perlengkapannya bisa dan sebagainya, sehingga apabila pindah ke tempat lainnya juga bisa dilaksanakan secepat-cepatnya tanpa harus mengikuti jadwal atau schedule di pesawat sipil," tuturnya.

Pesawat yang dibeli Polri akan digunakan untuk mempermudah mobilisasi jajaran Korps Bhayangkara yang mendapat tugas ke daerah tertentu. Namun kenapa yang dibeli pesawat ukuran besar? Padahal tak semua bandara di Indonesia cocok untuk dijadikan landasan pesawat dengan ukuran itu.

"Setiap kegiatan pasukan rata-rata satu kompi. Kalau pesawat kecil nanti nggak cukup, harus bolak-balik kan wasting time, makanya itu dipilihnya pesawat itu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (15/7).

Sandi menerangkan, pesawat yang dibeli dalam kondisi bekas ini pun dinilai masih layak untuk difungsikan. "Kebetulan juga pesawat nya sangat bagus, masih berumur juga masih tahunnya masih sangat muda," ujar Sandi.

Perawatan pesawat ini nantinya akan menggandeng maskapai Garuda Indonesia. "Penempatan pesawat berikut perawatan lain-lainnya itu berurusan dengan Garuda. Jadi kita menerima paket lengkap dari Garuda sudah kerja sama, baik untuk perawatannya dan lainnya," ujar Sandi.

Sandi mengatakan, kerja sama ini pun dilakukan sesuai dengan masukan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tujuannya, untuk menekan penggunaan biaya.

Sementara  Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat pihaknya memutuskan untuk membeli pesawat itu. "Jadi alasannya tadi kalau kita gunakan pesawat sipil, kita harus ikut regulasi. Kemudian untuk kecepatan ya, kalau pesawat milik Polri kapan kita membutuhkan kita bisa cepat mencapai tujuan," kata Ramadhan kepada wartawan, dikutip Sabtu (15/7).

Dari sisi biaya juga, Ramadhan menilai memiliki pesawat sendiri lebih murah ketimbang mesti menyewa pesawat sipil setiap perjalanan. (sa)


Berita Lainnya