Opini
Belajar dari Pemilu di AS, Turkiye, dan Malaysia untuk Cegah Kecurangan TSM
Oleh: Musni Umar, Sosiolog
JAKARTA - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) digelar pada 5 November 2024, hasilnya 6 November 2024 sudah diketahui publik Amerika Serikat dan seluruh masyarakat dunia. Begitu juga pemilu di Turkiye dan Malaysia
Sebagai contoh, Donald Trump, calon Presiden Amerika Serikat yang diusung oleh Partai Republik telah mendeklarasikan kemenangannya pada 6 November 2024 pukul 16.43 WIB karena perolehan dukungan suara dari electoral college sudah mencapai 267, sementara Kamala Harris baru sebanyak 224.
Menurut UU Pemilu Amerika Serikat, seorang calon presiden dinyatakan menang jika memperoleh dukungan suara dari electoral college sebanyak 270 dari total 538 suara electors.
Elektor adalah orang-orang yang mewakili 50 negara bagian yang tergabung dalam suatu badan yang disebut Electoral College. Badan itu yang menentukan siapa pemenang pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Sebagaimana dikemukakan, pada hari kedua setelah pencoblosan pemilu di Amerika Serikat yaitu 6 November 2024, Donald Trump telah memperoleh dukungan suara dari electoral college sebanyak 267, sisa 3 suara untuk mencapai 270 sebagai batas minimum dinyatakan memenangi pemilu Presiden Amerika Serikat. Sementara Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat baru meraih suara dari electoral college sebanyak 224. Maka Donald Trump mengumumkan sebagai pemenang pemilu Presiden 2024.
Perbedaan Pemilihan Presiden
Sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat sebagai contoh berbeda dengan sistem pemilihan presiden di Indonesia. Letak perbedaan, pertama, pemenang pemilihan presiden di Amerika Serikat ditentukan oleh para pemilih (electors) dari 50 negara bagian bukan dari popular vote seperti di Indonesia.
Kedua, masa jabatan presiden Amerika Serikat 4 tahun, sedang masa jabatan Presiden Indonesia 5 tahun.
Ketiga, setiap dua tahun, rakyat Amerika Serikat memilih ke 435 anggota DPR, sedang rakyat Indonesia memilih 580 anggota DPR dengan masa jabatan 5 tahun.
Keempat, jumlah anggota Senat di Amerika Serikat 100 orang dengan masa jabatan 6 tahun, sedang jumlah anggota DPD (senator) di Indonesia sebanyak 152 dengan masa jabatan 5 tahun.
Kelima, di Amerika Serikat ada dua tahapan pemilihan calon presiden. Pertama, pemilihan pendahuluan untuk memilih seorang calon presiden dari Partai Republik dan seorang calon presiden dari Partai Demokrat. Ada juga calon independen, tapi tidak pernah menang. Kedua, pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden. Sedang di Indonesia tidak ada pemilihan pendahuluan, langsung pemilihan umum untuk memilih pasangan calon presiden-calon wakil Presiden.
Cegah Kecurangan TSM
Pemilu yang dilaksanakan di Amerika Serikat, Tukiye dan Malaysia, kalaupun ada kecurangan, bisa diminimalisasi.
Pertanyaannya, mengapa pemilu di Amerika Serikat, Turkiye dan Malaysia bisa dicegah adanya kecurangan Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM).
Jawabannya hanya satu, pemilu di Amerika Serikat, Turkiye dan Malaysia, satu hari setelah dilaksanakan sudah diketahui hasilnya.
Dengan cepatnya diketahui pemenang hasil pemilu, maka potensi kecurangan bisa diminimalisasi. Beda sekali Pemilu di Indonesia. Hasil pemilu di TPS bisa diubah hasilnya dengan berbagai modus kecurangan seperti kotak suara diganti. Formulir yang memuat hasil pemilu di TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang sudah ditandatangani panitia dan saksi diganti dan kecurangan saat input hasil pemilu.
Berdasarkan pengalaman dalam pemilu di Amerika Serikat, Turkiye dan Malaysia, maka dengan kemajuan teknologi, sudah saatnya Indonesia mengadopsi pelaksanaan pemilu di negara lain dengan memanfaatkan teknologi digital. Sehingga, hasil pemilu hanya memerlukan satu hari setelah pencoblosan sudah diumumkan pemenangnya.
Oleh karena itu, sistem manual yang dipergunakan Indonesia dalam menghitung hasil pemilu dan bersifat berjenjang saatnya ditinggalkan. Adapun manfaatnya, pertama, pasti lebih murah biaya pemilu. Kedua, bisa mencegah kecurangan pemilu TSM pasca pencoblosan. Ketiga, hasil pemilu bisa segera diketahui.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi bangsa Indonesia dalam menyempurnakan sistem pemilu, sehingga menghasilkan pemilu yang luber (langsung umum bebas rahasia), jujur dan adil yang bebas dari kecurangan TSM.