Features

Bahan Daur Ulang Jadi Karya Seni Tingkat Dewa di ArtMoments Jakarta 2024

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
15 Juli 2024 13:30
Bahan Daur Ulang Jadi Karya Seni Tingkat Dewa di ArtMoments Jakarta 2024
Pengunjung mengamati salah satu karya seni dalam pameran "ArtMoments Jakarta" di Grand Ballroom Hotel Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Agustus 2023.

JAKARTA - Pameran ArtMoments Jakarta 2024, yang mengusung konsep ramah lingkungan dalam keseluruhan acaranya, siap digelar pada 9-11 Agustus di Grand Ballroom Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel.

Tema acara tahun ini adalah "Renewal," yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia seperti pertumbuhan pribadi, transformasi sosial, pembaruan budaya, kemajuan teknologi, dan keberlanjutan lingkungan. “Kami sangat senang membawa kembali ArtMoments Jakarta di jantung kota, menghadirkan platform dinamis dan mendalam bagi para galeri seni dan seniman untuk mengeksplorasi tema ‘Renewal’ yang multidimensi,” kata Co-Founder dan Fair Director Sendy Widjaja di Jakarta, Senin.

Penyelenggara pameran ini menerapkan strategi jangka pendek seperti penggunaan bahan dengan emisi rendah dan rencana jangka panjang untuk desain stan yang mendukung prinsip keberlanjutan. Sendy juga mendorong partisipasi seluruh komunitas seni dalam menggunakan bahan berkarbon rendah dan menunjukkan perubahan lingkungan yang signifikan dengan mendorong setiap individu untuk melaporkan emisi, menetapkan tujuan, membentuk tim hijau, dan mematuhi komitmen untuk mencapai kemajuan lingkungan yang substansial.

“Kami menggunakan panel daur ulang untuk mengurangi penggunaan kayu sehingga berdampak pada deforestasi. Selain itu, kami juga memanfaatkan lampu LED yang mampu menghemat ribuan watt. Dari dua komponen ini saja, kami bisa mengurangi emisi karbon secara signifikan,” kata Sendy.

Karya dari Aboudia

ArtMoments Jakarta 2024 akan menampilkan galeri-galeri terkemuka nasional dan internasional dengan beragam karya seni modern, kontemporer, dan seni media baru (new media art), serta tur seni yang telah dikurasi dan berbagai acara pendukung.

Pameran ini juga akan menghadirkan serangkaian diskusi dari para ahli yang membahas topik-topik menarik untuk menciptakan peluang dan jaringan kerja (networking), antara lain:

  1. Tantangan Kepemilikan Media Seni (The Challenge of Media Art Ownership);
  2. Pelestarian dan Partisi Ulang Karya Seni (Art Repartition & Preservation);
  3. Kenikmatan dan Risiko Mengoleksi Karya Seni (The Joy and Risk of Art Collection);
  4. Kebaruan (Renewal): Seni Hari Ini dan Masa Depan.

Acara akan dibuka dengan tarian dari Heri Dono, seniman Indonesia pertama yang menembus kancah seni global pada awal tahun '90-an. Dia akan menampilkan interpretasi visual puisi yang mengkritik tajam pemerintahan Orde Baru.

Selain itu, pameran juga menghadirkan seniman Amerika-Pantai Gading, Abdoulaye Diarrassouba, atau dikenal sebagai Aboudia. Seniman ini terkenal dengan lukisannya yang dinamis dan ekspresif, memadukan estetika seni jalanan dengan pengaruh seni tradisional Afrika. Karya Aboudia menangkap energi dan kompleksitas kehidupan perkotaan Afrika melalui kanvas berskala besar yang bercirikan warna-warna berani, garis-garis ingar-bingar, dan figur yang padat. Gayanya yang mentah dan kasar mengingatkan orang pada seni jalanan yang sesuai dengan pengalaman pribadi dan pengamatan masyarakat Afrika kontemporer.


Berita Lainnya